Nakita.id - Untuk yang sedang jalani isolasi mandiri ternyata tidak disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman terlalu manis.
Diketahui bahwa pasien covid-19 bisa melakukan perawatan isolasi mandiri ataupun perawatan di rumah sakit.
Pasien bergejala ringan masih bisa menjalani isolasi mandiri.
Sementara pasien dengan gejala berat hingga butuh tambahan oksigen hingga plasma konvalesen dibutuhkan perawatan di rumah sakit.
Dan ternyata pasien covid-19 yang jalani isoman perlu memerhatikan asupan gulanya.
Seperti yang diketahui bahwa untuk orang dalam kondisi sehat saja asupan gula terlalu tinggi tidak baik untuk kesehatan.
Ahli gizi dr Juwalita Surapsari, MGizi, SpGK menyebutkan, menurut inforgrafis Kementerian Kesehatan, satu potong martabak manis mengandung gula sekitar 12 gram atau satu sendok makan.
Sementara sebuah penelitian di Singapura menyebutkan gula dalam minuman bubble tea (500 ml) mencapai sekitar 102,5 gram atau delapan sendok makan.
"Jadi, orang akan cenderung kelebihan gula saat mengonsumsi makanan manis seperti ini."
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Pondok Indah ini menyebutkan beberapa bahaya konsumsi gula berlebihan , antara lain obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, tekanan darah tinggi, gigi berlubang, memicu perilaku makan berlebihan, penuaan kulit lebih cepat, penyakit ginjal. hati, hingga peradangan.
Saat kita terinfeksi, tubuh akan melawan balik dengan respon imun. Sayangnya, mengonsumsi terlalu banyak gula akan melemahkan sistem kekebalan tubuh kita.
Baca Juga: Ini 5 Cara Isolasi Mandiri di Rumah agar Cepat Sembuh dan Cari Tahu Waktu Selama Lakukan Isoman
Hal ini telah dibuktikan oleh sejumlah penelitian in vitro di laboratorium.
“Ketika dalam penelitian diberikan kadar gula yang tinggi, ternyata gula yang tinggi dapat menurunkan kemampuan sel kekebalan tubuh kita untuk bekerja,” kata Juwalita.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sistem imun adalah sesuatu yang kompleks. Kulit dan lapisan saluran udara adalah bagian terluar dari sistem kekebalan tubuh.
"Ketika sistem kekebalan terluar dapat ditembus oleh virus, virus akan bertemu dengan "pasukan pertama" yang memiliki kemampuan untuk memfagosit atau menelan.
"Mengkonsumsi banyak gula akan mengurangi kemampuan tentara untuk menelan (virus)," katanya.
Gula dalam minuman bubble tea (500 ml) mencapai sekitar 102,5 gram atau delapan sendok makan.
Tidak hanya itu, penelitian lain juga mengungkapkan bahwa terlalu banyak konsumsi makanan tinggi gula dapat mengganggu aktivasi sistem imun bawaan.
“Kadar gula yang tinggi merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi virus untuk berkembang biak atau bereplikasi,” tambah Juwalita.
Selain mempengaruhi daya tahan tubuh, dalam jangka panjang kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula juga bisa berdampak pada kesehatan mental. Mengapa demikian?
Juwalita menjelaskan, kadar gula kita akan cepat naik saat mengonsumsi makanan tinggi gula. Namun, kadar gula darah juga akan turun dengan cepat.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.
“Saat kita sedang dalam keadaan isomania atau pandemi, berhati-hatilah, kemungkinan besar juga akan berdampak pada kondisi psikologis kita. Jadi kita harus menyeimbangkan kesehatan jasmani dan rohani kita,” ujarnya.
Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penting untuk menerapkan pola makan seimbang , yaitu dengan meningkatkan konsumsi makanan segar dan minimal olahan.
Hal ini bertujuan agar kita mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan sesuai kebutuhan.
Misalnya, coba konsumsi beras merah, beras merah atau umbi-umbian sebagai alternatif sumber karbohidrat.
Untuk memenuhi asupan vitamin dan mineral, mengonsumsi jus buah tanpa tambahan gula juga bisa menjadi pilihan. Pastikan untuk mengkonsumsinya dari sumber alami.
“Saat ingin mengonsumsi makanan atau minuman dalam kemasan, pastikan apa yang kita konsumsi tidak mengandung zat aditif, terutama tambahan gula,” kata Juwalita.
Pasien Covid-19 juga sering mengalami gangguan penciuman (68-85 persen) dan pengecapan (71-88 persen). Kondisi tersebut seringkali mempengaruhi nafsu makan seseorang.
Ketika nafsu makan hilang, orang tersebut berpotensi kekurangan gizi.
Maka, jika menghadapi kondisi ini, penting untuk mencoba melakukan modifikasi makanan, misalnya dengan mengonsumsi makanan lunak dan cair dengan kandungan gizi seimbang.
Misalnya, kombinasikan oat, susu rendah lemak, selai kacang, dan pisang atau konsumsi bubur kacang hijau tanpa santan.
“Bubur kacang hijau memiliki protein dan serat yang baik, ada folat B6 dan magnesium juga,” kata Wakil Ketua Ikatan Ahli Gizi Klinik Indonesia Cabang Banten.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketahui, Bahaya Terlalu Banyak Makanan Tinggi Gula Saat Isoman"
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR