Gula dalam minuman bubble tea (500 ml) mencapai sekitar 102,5 gram atau delapan sendok makan.
Tidak hanya itu, penelitian lain juga mengungkapkan bahwa terlalu banyak konsumsi makanan tinggi gula dapat mengganggu aktivasi sistem imun bawaan.
“Kadar gula yang tinggi merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi virus untuk berkembang biak atau bereplikasi,” tambah Juwalita.
Selain mempengaruhi daya tahan tubuh, dalam jangka panjang kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi gula juga bisa berdampak pada kesehatan mental. Mengapa demikian?
Juwalita menjelaskan, kadar gula kita akan cepat naik saat mengonsumsi makanan tinggi gula. Namun, kadar gula darah juga akan turun dengan cepat.
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang.
“Saat kita sedang dalam keadaan isomania atau pandemi, berhati-hatilah, kemungkinan besar juga akan berdampak pada kondisi psikologis kita. Jadi kita harus menyeimbangkan kesehatan jasmani dan rohani kita,” ujarnya.
Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penting untuk menerapkan pola makan seimbang , yaitu dengan meningkatkan konsumsi makanan segar dan minimal olahan.
Hal ini bertujuan agar kita mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan sesuai kebutuhan.
Misalnya, coba konsumsi beras merah, beras merah atau umbi-umbian sebagai alternatif sumber karbohidrat.
Buka Cabang ke-14, Nikmati Kelezatan Kuliner di Justus Steakhouse Asthana Kemang
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR