Nakita.id - Kasus video pendek Okin atau Niko Al Hakim dengan Zara Adhisty sempat menghebohkan publik luas.
Pasalnya, Okin selama ini dinilai menyesal atas perceraiannya dengan selebgram Rachel Vennya.
Namun, video kontroversinya bersama Zara justru membuat publik menilai sikap Okin yang kurang baik.
Menyusul Okin, belum lama ini pernikahan Alvin Faiz pura almarhum Ustaz Arifin Ilham juga jadi buah bibir.
Pasalnya, duda muda ini langsung mantap menikahi mantan istri sahabatnya sendiri.
Padahal, Alvin baru resmi menjadi duda selama 2 bulan.
Awal perceraiannya dengan Larissa Chou, istri terdahulunya sempat menimbulkan polemik publik.
Banyak yang menilai Alvin ingin melakukan poligami sehingga Larissa mantap menceraikan sang mantan suami.
Berkaca dari perceraian para selebgram tersebut, Nakita.id merangkum beberapa penyebab utama gagalnya pernikahan terutama di kalangan selebgram.
Tentu saja, temuan ini didukung oleh studi pada tahun 2018 oleh Philip Cohen, seorang profesor sosiologi di University of Maryland.
Mengutip dari Thelist.com, ada beberapa penyebab umum gagalnya pernikahan menurut para ilmuwan, sosiolog, hingga pakar perkawinan.
Hal tersebut dibarengi adanya faktor risiko yang memicu perceraian.
1. Tidak mengenal satu sama lain dalam waktu yang sama
Peribahasa 'tak kenal maka tak sayang' ternyata jadi alasan utamanya.
Menurut Theresa E. DiDonato, psikolog sosial dan profesor di Loyola University Maryland, yang menulis untuk Psychology Today, lamanya pengenalan pasangan jadi faktor pemicu yang utama.
Belakangan, banyak selebgram atau artis yang mendadak menikah padahal baru saja berkenalan.
Jika melihat dari sudut pandang sosiolog, adanya keputusan pernikahan yang terburu-buru membuat para pasangan sebenarnya belum siap secara lahir dan batin.
Meski secara materi dan kesiapan sudah cukup, akan tetapi suatu hal yang terburu-buru akan menimbulkan dampak jangka panjang.
Ilmuwan data Randal Olson mengumpulkan data dari para peneliti di Emory University.
Ditemukan berbagai faktor risiko perceraian dengan mempelajari ribuan pasangan menikah.
Menurutnya, berkencan atau berkenalan dengan serius dan waktu yang lama jadi kunci memiliki pernikahan yang langgeng dan mendapat perlindungan dan risiko perceraiannya rendah.
2. Mementingkan materi dan penampilan
Meski tak bisa dipungkiri bahwa pernikahan harus didasari dengan materi yang cukup, akan tetapi jika salah satu pihak mengutamakan materi dan penampilan di atas rasa cinta juga jadi pemicunya.
Bagi beberapa orang, memiliki pasangan yang berwajah rupawan dan berasal dari keluarga terpandang adalah hal utama.
Hal ini tentu didasari oleh faktor 'bibit, bebet, bobot' bagi masyarakat Indonesia.
Sementara itu, menurut studi yang dianalisis ilmuwan Randal Olson mengungkapkan jika pria yang menganggap penampilan penting itu 1,5 kali lebih mungkin bercerai daripada pria yang tidak.
Baca Juga: Marak Perceraian, Kenali Tanda-Tanda Pasangan yang Rentan Bercerai
Di sisi lain, perempuan yang mementingkan kekayaan pasangannya 1,6 kali lebih mungkin mengakhiri perkawinan.
3. Empat perilaku yang dilakukan terhadap pasangan
Dalam makalahnya yang berjudul "Waktu Perceraian: Memprediksi Kapan Pasangan Akan Menceraikan Lebih dari Satu Periode 14-Tahun", John Gottman, profesor emeritus psikologi di University of Washington, bersama dengan Robert Levenson, profesor psikologi di University of California menganalisis penyebab perceraian berdasarkan perilaku pasangan.
Studi tersebut menemukan empat perilaku khusus yang membuat pasangan bercerai: penghinaan, kritik, pertahanan diri, dan penghalang (artinya: pendengar menjauh dari percakapan tentang pernikahan).
Empat sifat tersebut dinilai sangat menghancurkan pernikahan.
4. Biaya pernikahan yang terlampau fantastis
Berapa banyak uang yang dikeluarkan untuk pesta pernikahan? Jika memang hal ini selalu disoroti, ternyata menurut studi memang jadi pemicu perceraian.
Menurut penelitian oleh Randal Olson, pernikahan mewah yang menghabiskan biaya ratusan juta hingga miliaran malah rentan mengalami perceraian.
Studinya membuktikan, pernikahan tersebut 3,5 kali lebih berisiko bercerai daripada pernikahan sederhana.
5. Mesra di awal
Setiap hubungan pasti membutuhkan romantisme atau momen intim.
Akan tetapi, jika hanya mesra di awal pernikahan, justru malah memicu perceraian.
Terlalu sering mempertontonkan kemesraan di awal pernikahan justru akan menghancurkan pernikahannya sendiri.
Para profesor di Amerika membenarkan temuan tersebut.
"Pasangan-pasangan yang bercerai setelah memasuki usia pernikahan 7 tahun atau lebih menunjukkan sekitar sepertiga lebih banyak kasih sayang daripada pasangan yang kemudian menikah dengan bahagia," jelasnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | thelist.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR