Nakita.id - Kebiasaan rebahan dan bersantai memang sangat menyenangkan untuk dilakukan.
Bahkan muncul istilah 'mager' yakni males gerak, yang digunakan sebagai ekspresi malas untuk bergerak dan melakukan aktivitas.
Tidak bisa dipungkiri kalau banyak orang Indonesia masih melakukan kebiasaan mageran ini.
Tapi, tahukah Moms kalau kebiasaan mageran bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan?
Seperti kita tahu, penyakit yang indentik dengan kebiasaan jarang bergerak adalah obesitas atau kegemukan.
Bila dibiarkan terus menerus, kebiasaan males gerak ini juga bisa berpengaruh pada kesehatan bahkan bisa menimbulkan kematian.
Melansir dari Kompas.com, Heart Research Institute (HRI) merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan aktivitas fisik sedang sekitar 150 menit atau aktivitas fisik tinggi selama 75 menit per minggu.
Di sela aktivitas tersebut, HRI menyarahkan untuk melakukan penguatan otot selama dua hari atau lebih.
Orang dewasa yang tidak melakukan hal tersebut dianggap tidak aktif karena dinilai kurang olahraga dan bergerak.
HRI menjelaskan kalau organ dan sistem di tubuh seperti jantung dan kardiovaskular dirancang untuk bekerja efektif ketika tubuh kita aktif.
Sementara gaya hidup mageran membuat jumlah kalori yang terbakar menjadi tidak efektif.
Alhasil ini akan menyebabkan kenaikan berat badan dan berpotensi menimbulkan penyakit berbahaya.
"Gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat meningkatkan peluang dua kali lipat untuk menderita penyakit kardiovaskular, obesitas, hipertensi, ketidakseimbangan hormon," jelas dr Rakesh Nair, konsultan ahli bedah lutut di Zen Multispeciality Hospital Mumbai, India.
Ia menambahkan kalau terlalu banyak bersantai akan memperburuk sirkulasi darah dan menyebabkan peradangan.
"Selain itu, juga ada risiko metabolisme yang lamban, memburuknya sirkulasi darah, kanker usus besar, dan peradangan karena orang cenderung menghabiskan waktu berjam-jam untuk bersantai."
"Di saat itulah obesitas menyerang dan bisa memicu masalah kesehatan lain seperti sleep apnea, nyeri sendi, bahkan stroke," lanjut dia.
Dengan sejumlah kondisi serius tersebut, dia menjelaskan kalau tidak sedikit kasus penyakit karena jarang bergerak tersebut bisa berujung kematian.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR