Nakita.id – Sebenarnya, keputihan adalah hal normal bagi setiap perempuan.
Keputihan disebut sebagai hal yang normal dan sehat karena pada dinding vagina dan leher rahim terdapat kelenjar yang memproduksi cairan untuk menjaga kesehatan organ intim wanita.
Dikategorikan normal jika keputihan berwarna putih susu atau jernih dan tidak berbau.
Kadar cairan akan meningkat pada masa tertentu seperti saat menyusui, saat berhubungan seksual, dan pada saat atau sekitar masa menstruasi.
BACA JUGA: Iris Lemon dalam Mangkuk dan Letakkan di Kamar Tidur, Ini Alasannya
Sehingga, keputihan yang normal sebenarnya tidak memerlukan penanganan khusus.
Yang perlu dijaga adalah agar keputihan tidak berubah menjadi tidak normal.
Perubahan menjadi tidak normal ini dapat disebabkan beberapa hal seperti: infeksi vaginosis bakterial, penggunaan antibiotik, infeksi penyakit menular seksual seperti klamidia, kanker serviks, penggunaan pil kontrasepsi, infeksi parasit trikomoniasis, ataupun infeksi jamur.
Tanda dari keputihan yang tidak normal adalah perubahan warna dan konsistensi, adanya bau, dan adanya gatal atau nyeri.
Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan secara mandiri seperti:
1. Kompres dingin untuk meredakan gatal dan pembengkakan
2. Konsumsi yoghurt bila Moms sedang dalam pengobatan antibiotik agar menurunkan risiko terkena infeksi jamur
3. Gunakan krim atau gel antijamur jika memang keputihan disebabkan infeksi jamur
4. Gunakan kondom atau tunda hubungan seksual hingga sepekan setelah pengobatan
Bila keputihan yang tidak normal berlangsung lebih dari seminggu setelah pengobatan mandiri, periksakan diri ke dokter ya Moms!
Sementara itu, tanda-tanda keputihan yang berbahaya antara lain: timbul bau yang menyengat, gatal dan kemerahan pada vagina dan area sekitarnya, dan pendarahan atau bercak di luar masa menstruasi.
Selain itu, keputihan berubah warna menjadi hijau atau kuning, keputihan menjadi tebal atau lengket.
Demi menghindari terjadinya keputihan yang tidak normal, berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Jaga agar vagina tetap kering dan tidak lembap dengan selalu mengeringkannya setelah buang air kecil
Menjaga agar vagina tetap kering dapat juga dilakukan dengan, menggunakan celana yang tidak terlalu ketat, tidak terlalu sering menggunakan stoking, dan memakai celana dalam berbahan katun, bukan sintetis.
Celana dalam katun memungkinkan lebih banyak udara ke vagina dan mencegah lembap.
BACA JUGA: Kirim Pesan untuk Laudya Cynthia Bella, Warganet Justru Amati Tulisan Zaskia Sungkar
2. Basuh kemaluan dari depan ke belakang setelah buang air kecil bukan sebaliknya
Vagina sebenarnya adalah organ yang dapat membersihkan diri sendiri.
Menggunakan cairan pembersih vagina justru berisiko merusak keseimbangan alami bakteri dan jamur di dalamnya.
Ketidak seimbangan ini akan memicu vaginosis bakterial.
Untuk membersihkan vagina, gunakan air hangat dan sabun yang tidak beraroma kuat.
Namun sebisa mungkin, hanya gunakan air saja ya Moms. Hindari penggunaan parfum, bedak pada vagina.
Penggunaan parfum dan sabun dapat menyebabkan nyeri pada vagina dan keluarnya cairan vagina yang tidak normal.
Selain itu hindari penggunaan bahan-bahan yang dapat membuat iritasi dan menyebabkan keluarnya cairan tidak normal dari vagina.
Misalnya, penggunaan pelembut atau detergen yang beraroma kuat saat mencuci celana dalam.
Hindari pembalut beraroma/berparfum, tisu toilet beraroma, dan mengonsumsi makanan sehat dengan nutrisi seimbang.
BACA JUGA: Banyak Orang Alami Serangan Jantung di Kamar Mandi Seperti Sridevi, Ini Sebabnya!
Konsumsi yoghurt atau suplemen yang mengandung lactobacillus, menghindari terlalu sering berendam dalam air panas, serta mencuci pakaian dalam dengan air hangat.
Jangan lupa ganti pembalut secara teratur saat datang bulan.
Karena mencegah lebih baik daripada mengobati, mulai sekarang jaga kebersihan daerah intim agar terhindar dari infeksi yang menyebabkan keputihan tidak normal. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Perlu Cemas, Begini Cara Mengatasi Keputihan"
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR