Risiko komplikasi pada janin akibat cairan ketuban yang banyak di antaranya kelainan bawaan, ukuran atau posisi tidak normal sehingga sulit saat persalinan, posisi tali pusat berbahaya, hingga untuk kasus yang parah bisa menyebabkan kematian.
Sementara, risiko kompolikasi pada ibu hamil akibat cairan ketuban yang banyak, diantaranya terjadi persalinan prematur, waktu persalinan lebih lama, air ketuban pecah lebih diri, sulit bernapas, hingga pendarahan yang tidak terkontrol usai melahirkan.
Untuk mengetahui apakah ibu hamil dalam kondisi atau tidak, dokter bisa melakukan prosedur amniosentesis.
Dalam prosedur tersebut, dokter akan mengumpulkan sampel cairan ketuban dari rahim untuk dianalisis secara genetik.
Selain itu, bisa juga dilakukan tes darah untuk memeriksa apakah ada diabetes atau infeksi pada ibu.
Kalau benar terjadi, dokter bisa melakukan tindakan untuk mengurangi volume ketuban dengan melakukan amnioreduksi atau diberikan obat-obatan.
Jadi, tidak perlu lagi ya Moms percaya mitos vs fakta kehamilan yang menyebut cairan ketuban yang terlalu banyak disebabkan oleh ibu hamil yang berendam terlalu lama.
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR