Nakita.id - Banyak mitos vs fakta kehamilan yang sering dipercaya banyak orang.
Biasanya, mitos vs fakta kehamilan yang sering dipercaya ini bersifat turun-menurun.
Agar tidak menjadi penasaran, berikut beberapa mitos vs fakta kehamilan yang sering dipercaya, dilansir dari Medical News Today.
1. Mitos: Kehamilan kembar jarang terjadi
Kehamilan kembar lebih umum daripada yang mungkin dipikirkan orang.
Menurut CDC, sekitar 128.310 bayi kembar lahir pada tahun 2017. Kembar menyumbang sekitar 33 dari 1.000 kelahiran di AS.
2. Mitos: Mulas berarti bayi akan memiliki banyak rambut
Ada bukti terbatas untuk mengkonfirmasi apakah ini benar.
Studi kecil dari tahun 2006 menemukan bahwa 23 dari 28 peserta yang dilaporkan mengalami mulas sedang hingga berat memiliki bayi dengan jumlah rambut rata-rata atau di atas rata-rata.
Para peneliti mengatakan bahwa ini mungkin karena hormon kehamilan yang mempengaruhi pertumbuhan rambut dan relaksasi otot-otot yang memisahkan kerongkongan, atau pipa makanan, dari perut.
3. Mitos: Mungkin untuk memprediksi jenis kelamin bayi
Banyak teknik berbeda yang disebut bisa memprediksi jenis kelamin bayi.
Ini berkisar dari menggunakan bentuk wajah atau perut wanita hamil untuk menebak jenis kelaminnya hingga melihat bagaimana cincin kawin berputar ketika ibu hamil menggantungnya dari seutas tali dan menahannya di atas perut.
Tak satu pun dari metode ini merupakan indikator akurat dari jenis kelamin bayi.
4. Mitos: Seorang wanita harus makan untuk dua orang saat hamil
Meskipun benar bahwa wanita mungkin perlu sedikit meningkatkan asupan kalori saat hamil, mereka harus menghindari makan berlebihan.
Makan berlebihan bisa berbahaya bagi wanita dan janin, terutama jika makanannya mengandung banyak kalori kosong.
Wanita harus menargetkan peningkatan kalori secara bertahap selama kehamilan:
Trimester pertama : Tidak diperlukan kalori ekstra.
Trimester kedua : Para ahli merekomendasikan tambahan 340 kalori per hari.
Trimester ketiga : Tambahan 450 kalori per hari adalah rekomendasi.
Wanita umumnya harus fokus untuk melanjutkan diet biasa mereka, tetapi mereka harus memastikan bahwa mereka makan makanan yang kaya nutrisi.
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR