Dalam artikelnya, kontributor National Geographic, Nicole Johnsohn, merasakah ada pelepasan stress dari menonton film horor.
Sebelumnya, dirinya cukup dibuat trauma dengan meninggalnya mendiang ibunya.
Trauma tersebut dirasakannya selama bertahun-tahun.
Sampai suatu ketika ia dan teman-temannya menyewa film horor berjudul Return to Horror High.
Selesai menonton film tersebut, Johnsohn merasakah ada euforia dan perasaan bangga karena berhasil menonton film tersebut sampai selesai.
Menurutnya, pengalamannya tersebut memberikan efek pelepasan secara emosional.
Semenjak itu, ia menonton banyak film horor untuk membantunya menghadapi trauma hidup.
Namun, hal yang berbeda terjadi pada yang disampaikan oleh Dr. Pamela Rutledge, direktur Media Psychology Research Center.
Baca Juga: Mudah! Kalori Hilang Seketika dengan Cara Menonton Film Horor
Orang yang memiliki gangguan kecemasan berkemungkinan untuk memiliki dampak negatif dari menonton film horor.
Menurutnya, kecemasan yang kronis bisa meningkatkan sensitivitas untuk terkejut.
Sehingga orang yang sudah mengalami kecemasan dan stress merespon secara negatif melalui hal yang membuatnya kaget.
Sensitivitas dalam kecemasan merupakan perasaan takut bercampur cemas dan bisa menjadi salah interpretasi sebagai ancaman sungguhan.
Sally Winston, psikolog dan direktur Anxiety and Stress Disorder Institute of Maryland, mengatakan rasa takut dari menonton film horor bagi penderita gangguan kecemasan akan memicu serangan panik dan kecemasannya.
Namun, beberapa praktik psikologi menggunakan film horor sebagai metode penanganan orang penderita OCD atau gangguan kecemasan.
Walaupun begitu, tak semua praktik psikologi menggunakan metode ini tergantung dari kondisi pasien.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | Forbes,Healthline,Health,National Geographic |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR