Nakita.id - Bangun siang akan wajar-wajar saja jika dilakukan sesekali.
Tak ada salahnya juga bila bangun siang di hari libur, karena tidak ada agenda penting di hari tersebut.
Tapi, bagaimana kalau bangun siang menjadi salah satu kebiasaan?
Tentu saja, hal ini tidak baik bagi rutinitas yang kita jalani sehari-hari.
Bangun siang membuat jadwal seseorang di hari itu menjadi berantakan.
Belum lagi, jika selalu bangun siang, pekerjaan yang seharusnya dilakukan pada hari itu menjadi menumpuk.
Akibatnya, seseorang akan mudah mengalami burnout atau kelelahan karena pekerjaan yang menumpuk tadi.
Biasanya, akibat selalu bangun siang adalah tidur yang terlalu larut.
Mewajarkan tidur dini hari melewati batas ideal jam tidur membuat seseorang punya kebiasaan bangun siang.
Dilansir dari Medical News Today, orang yang sering tidur terlalu malam dan akhirnya kerap terlambat bangun akan sering mengalami gangguan kesehatan.
Alasannya, tubuh mereka tak sejajar dengan ritme kebiasaan bekerja masyarakat pada umumnya.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa orang yang terlalu sering tidur dini hari mempunyai risiko besar terkena diabetes dan penyakit jantung.
Ternyata, ada penjelasan mengapa seseorang suka tidur terlalu larut malam.
Inilah yang dinamakan dengan bedtime procrastination, atau dengan kata lain menunda waktu tidur.
Dilansir dari Sleepfoundation.org, ternyata ditemukan pelajar dan perempuan lebih sering menunda waktu tidur.
Ada berbagai alasan yang mendasari mengapa seseorang sering menunda waktu tidurnya.
Salah satunya yaitu lembur karena ada pekerjaan yang belum terselesaikan.
Sering kali juga, orang sering untuk menonton film atau main game malam hari.
Namun di masa pandemi ini, kasus menunda waktu tidur semakin meningkat.
Dari penelitian, orang lebih mudah untuk terkena stress karena kegiatan yang dilakukan di rumah.
Selama pandemi orang lebih sering untuk bekerja dan belajar dari rumah.
Sehingga, berpotensi untuk bekerja lebih dari waktu yang sudah ditentukan.
Menurut Sleepfoundation.org, 40 persen orang memiliki masalah dengan jam tidur selama pandemi.
Dilansir dari Healthline, orang yang mengalami stres akan mengalami kesusahan untuk bangun lebih pagi.
Orang-orang dengan gangguan kecemasan dan depresi juga memiliki peluang untuk terganggu jam tidurnya.
Depresi pada malam hari ini sangat sering terjadi pada orang yang mengidap.
Sebab, di pagi dan siang hari ia akan beraktivitas seperti biasa.
Namun, di malam hari, sudah tidak ada yang ia pikirkan sehingga ada kemungkinan berbagai hal untuk memikirkan hal yang seharusnya tidak dipikirkan.
Hal yang sama juga terjadi pada orang yang mengidap gangguan kecemasan.
Kecemasan kemungkinan akan muncul ketika dirinya tidak sedang beraktivitas.
Lantas, apa yang bisa dilakukan agar tak lagi bangun siang dan bermasalah dengan jam tidur?
Menurut Healthline, ada yang bisa dilakukan agar jam tidur terkontrol dan tidak bangun terlambat.
Pertama, pastikan anda bangun dengan keadaan segar dan sudah tidak mengantuk lagi.
Ambil komitmen yang bisa membuat Moms mampu untuk bangun pagi.
Misalnya, saat alarm berdering, usahakan untuk tak tidur lagi.
Sering kali orang masih sering melakukan hal tersebut dan beralasan "sebentar lagi,".
Sebaiknya langkah ini jangan dilakukan.
Usahakan tidak memegang gadget, seperti ponsel atau laptop sebelum tidur.
Sebab, ada kemungkinan kita akan menunda waktu tidur apabila sudah memegang gadget.
Mungkin Moms bisa mengganti rutinitas sebelum tidur dengan yang lebih bermanfaat.
Menyusun agenda untuk esok hari adalah salah satu kegiatan yang bisa dijadikan rutinitas sebelum tidur.
Membaca buku juga lebih disarankan apabila Moms ingin ada hiburan sebelum tidur.
Kedua, agar bangun dalam keadaan bugar, Moms bisa atur jam tidur.
Moms bisa tidur dua sampai tiga jam lebih awal untuk membenahi waktu tidur.
Jangan lupa untuk pasang alarm setidaknya dua sampai tiga jam juga lebih awal dari biasanya Moms bangun.
Dijamin, dengan membiasakan seperti ini Moms tidak lagi bangun kesiangan.
Ketiga, jangan lupa untuk makan-makanan bergizi agar tubuh lebih segar dan sehat.
Cobalah untuk menghindari produk yang mengandung kopi sebab akan membuat Moms susah tidur.
Terakhir, jangan sampai lupa untuk sering berolahraga.
Dengan berolahraga, Moms akan terbebas dari gejala kecemasan dan depresi sehingga mampu untuk bangun lebih pagi lagi.
Bagi orang yang memiliki diagnosa kondisi psikologis seperti depresi dan kecemasan, anda juga bisa meminta saran dari ahlinya.
Orang yang depresi dan memiliki gangguan kecemasan akan berpotensi mengalami insomnia kronis.
Ada berbagai perawatan yang bisa anda ambil seperti:
1. Meminta resep obat agar tidur lebih nyenyak
2. Melakukan metode pernapasan yang baik
3. Terapi secara behavioral
Apabila sedang dalam waktu libur atau istirahat, usahakan Moms juga susun jadwal tidur yang baik.
Jangan pakai waktu libur untuk hal yang kurang bermanfaat, apalagi sampai begadang.
Mulai dari sekarang susun waktu tidur agar tak lagi bangun siang.
Apabila tubuh kita sehat, kita akan menuai hasil manisnya.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | Healthline,medical news today,Sleep Foundation |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR