Nakita.id – Moms mungkin sudah tidak asing lagi dengan sebutan picky eater. Istilah tersebut merujuk pada anak yang suka pilih-pilih makanan.
Seiring bertambahnya usia, si kecil mulai mengenal bentuk visual, rasa, dan tekstur makanan. Tak jarang, mereka menjadi lebih selektif dalam memilih makanan.
Menurut psikolog anak dan keluarga Irma Gustiana S.Psi, M.Psi, anak picky eater cenderung makan dengan porsi sedikit. Selain itu, biasanya mereka hanya mau mengonsumsi makanan yang menurutnya terlihat menarik.
“Umumnya, gangguan ini (picky eater) terjadi ketika anak berusia 2 hingga 3 tahun. Ada pula kemungkinan berlanjut sampai mereka berusia 6 tahun,” papar Irma dalam webinar Ajinomoto, Sabtu (28/8/2021).
Baca Juga: Ini Dia Peran Penting Asam Amino dalam Kesehatan, Simak Terobosan Terbaru!
Meski picky eater merupakan fase normal pada perkembangan anak, kondisi ini bisa membuat Moms frustrasi. Moms pun khawatir apabila si kecil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup.
Namun, memaksa agar si kecil mau mengonsumsi makanan bergizi seimbang pun bukan solusi tepat. Alih-alih menurut, si kecil hanya akan merasa tertekan dan semakin ogah makan.
Lalu, bagaimana solusi menghadapi anak yang picky eater? Yuk, simak kiat-kiat berikut Moms.
1. Ajak anak berbelanja
Berbelanja dapat menjadi cara seru untuk membangun kedekatan dengan si kecil. Sambil memilih bahan makanan, Moms dapat mengenalkan jenis-jenis makanan dan fungsinya untuk kesehatan tubuh kepada si kecil.
Berikan kesempatan kepada si kecil untuk memilih jenis makanan yang ingin dibeli sesuai kesukaannya, mulai dari buah, sayur, hingga sumber protein seperti daging dan ikan.
Namun, di tengah masa pandemi seperti sekarang, Moms perlu lebih waspada ketika berbelanja bersama si kecil. Tetap patuhi protokol kesehatan dan batasi waktu berbelanja agar terhindar dari kerumunan. Apabila memungkinkan, ajak belanja si kecil lewat aplikasi belanja online.
2. Libatkan anak dalam proses memasak
Melibatkan si kecil dalam proses memasak memiliki banyak manfaat. Selain melatih indera penciuman dan perasa serta kemampuan motorik, mengikuti proses memasak akan membuat si kecil paham tentang apa yang ia makan.
Biarkan si kecil ikut berpartisipasi di dapur, mulai dari mencuci bahan makanan, melihat proses memasak, hingga proses penyajian. Moms juga dapat menjelaskan seputar bumbu-bumbu yang membuat masakan terasa lebih enak.
Baca Juga: Masak Daun Pepaya Tanpa Pahit Ternyata Gampang Banget Cuma Modal Garam, Begini Caranya
Namun, perlu diketahui tidak semua anak suka berada di dapur. Untuk menyiasatinya, Moms bisa berdiskusi dengan si kecil ingin masak apa. Membiarkan si kecil menentukan menu pilihannya akan membuatnya lebih semangat untuk ikut memasak.
Tidak lupa, pastikan keamanan dan kenyamanan si kecil saat proses memasak.
3. Makan bersama seluruh anggota keluarga lain
Mengajak anggota keluarga makan makanan sehat bersama si kecil dapat menumbuhkan motivasi untuk ikut mengonsumsinya.
Moms dan anggota keluarga dapat memberikan semangat dan apresiasi terhadap si kecil karena melahap makanannya dengan baik.
Selain itu, jadilah role model bagi si kecil dengan memberikan contoh makan yang baik. Misalnya, dengan makan tepat waktu, rajin mengonsumsi makanan bergizi, dan tidak pilih-pilih makanan.
4. Buat menu yang bervariasi dan lezat
Salah satu penyebab yang sering membuat anak picky eater susah makan adalah menu makanan yang tidak terlihat menarik. Akibatnya, selera makannya hilang.
Agar dapat meningkatkan selera makan si kecil, Moms dapat membuatkan menu makanan yang berpenampilan menarik. Dengan demikian, si kecil tertarik mencoba.
Menurut Irma, selain penampilan makanan yang kurang menarik, penyebab anak picky eater susah makan juga bisa dari rasa makanan yang kurang lezat.
Makanan yang kurang lezat akan membekas dalam ingatan si kecil sehingga dia tidak mau mengonsumsi makanan tersebut lagi di lain waktu.
Solusinya, Moms perlu lebih cermat dalam mengolah masakan. Gunakan penyedap rasa dengan takaran yang sesuai sehingga masakan tidak terlalu hambar atau terlalu asin.
Selain itu, Moms juga dapat gunakan monosodium glutamate (MSG), atau yang lebih dikenal dengan sebutan micin, sebagai peningkat rasa (flavour enhancer) pada makanan.
Misalnya saja, seperti AJI-NO-MOTO® yang dapat memberikan cita rasa gurih dan enak pada makanan yang disebut UMAMI.
Karena cita rasanya yang khas, UMAMI seperti yang ada pada AJI-NO-MOTO® pun menjadi rasa ke-5 yang melengkapi empat komponen rasa utama, yaitu manis, asam, pahit, dan asin.
Terbuat dari bahan baku alami yaitu tetes tebu, AJI-NO-MOTO® dibuat melalui proses fermentasi alami, kemudian dilakukan proses pengeringan sehingga menghasilkan kristal MSG yang tentunya mengandung asam amino glutamat sebagai zat gizi yang baik dan diperlukan tubuh.
Moms juga tak perlu khawatir menambahkan AJI-NO-MOTO® ke makanan. Selain kualitas dan khasiatnya terjamin aman, MSG juga memiliki manfaat bagi tubuh apabila dikonsumsi dalam batas wajar.
Irma memaparkan, beberapa manfaat tersebut di antaranya meningkatkan selera makan, meningkatkan produksi ludah agar makanan mudah dicerna, serta membantu kinerja lambung dan usus.
Sementara, untuk batas konsumsi MSG menurut penelitian di Journal of Clinical Nutrition (2011) maksimal 0,4 gram atau sekitar 1-2 sendok teh per hari.
Dengan memperhatikan batas konsumsi wajar, Moms tetap dapat menyajikan variasi makanan yang lezat dan memperoleh manfaat baik dari MSG.
Selera makan si kecil pun dapat meningkat sehingga tidak pilih-pilih makanan lagi. Selamat tinggal, picky eater!
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR