Walaupun belum ada yang bisa membuktikan apakah stres benar-benar bisa memengaruhi tingkat kesuburan, namun stres juga perlu untuk diatasi.
Sebab, salah satu ciri orang yang sedang mengalami stres, atau bahkan sampai pada tahap depresi dan gangguan kecemasan, akan mempengaruhi nafsu makannya.
Dilansir dari Everyday Health, gangguan depresi akan membuat seseorang bisa saja berkurang nafsu makan, namun bisa juga menunjukkan gejala nafsu makan yang berlebih.
Sehingga, dalam fase ini, berat badan orang akan terpengaruh.
"Perubahan drastis berat badan, baik berkurang maupun bertambah, bisa jadi gejala depresi," jelas Gary Kennedy, MD, dikutip dari Everyday Health.
Perubahan drastis ini bisa jadi gejala kelebihan atau kekurangan berat badan yang bisa memengaruhi tingkat kesuburan.
Baik orang yang kelebihan berat badan maupun yang kekurangan berat badan akan mengalami perubahan pada hormon.
Wanita yang mengalami kelebihan atau kekurangan berat badan akan mengalami masalah pada siklus mestruasi dan ovulasi.
Pria yang mengalami kelebihan atau kekurangan berat badan juga akan mengalami masalah pada kualitas sperma yang dihasilkan.
Permasalahan gangguan psikologis pada pasangan yang dinyatakan infertilitas ini hanya akan menambah gejala infertilitas.
Sehingga, keduanya kerap kali disarankan untuk melakukan gaya hidup yang sehat.
Lalu, apakah jika kemudian dikaruniai momongan, keadaan akan lebih baik?
Jawabannya, belum tentu.
Malah ada kemungkinan stres selama menjalani kehamilan akan berisiko untuk mengalami postpartum depression.
Postpartum depression adalah gejala depresi setelah melahirkan.
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Source | : | WebMD,Mayo Clinic,Everyday Health,NCBI,Verywell Family,Better Health |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR