Nakita.id - Banyak orangtua sering mengajak anak mereka yang masih bayi untuk berbincang.
Bukan berbincang selaiknya orang dewasa, tidak jarang ibu hanya berceloteh sederhana dengan bayi mereka.
Meski terlihat sederhana, mengajak anak untuk berbincang ternyata bisa mendatangkan manfaat tidak terduga untuk Si Kecil, Moms.
Saat baru lahir, mungkin banyak orangtua tidak banyak berbincang dengan bayi mereka karena Si Kecil tidak banyak memberikan respons.
Beberapa bulan kemudian, ketika bayi mulai lebih banyak merespon dengan celoteh dan cekikikan, berbincang dengan mereka menjadi lebih mudah.
Tetapi, penelitian menunjukkan bahwa beberapa orangtua masih tidak banyak berbicara kepada anak-anak mereka.
Hal itu dapat memiliki konsekuensi negatif yang bertahan lama konsekuensi yang bahkan terlihat di otak.
Lalu, apa sebenarnya manfaat berbincang dengan bayi?
Melansir dari BBC (1/10/2019), pada pertengahan 1990-an ada penelitian tentang perbedaan mencolok dalam pencapaian bahasa pada anak-anak.
Peneliti Betty Hart dan Todd Risley pergi ke rumah keluarga dari kelompok sosial ekonomi yang berbeda, menghabiskan satu jam setiap bulan untuk merekam mereka selama lebih dari dua tahun.
Peneliti menemukan bahwa, anak-anak dari latar belakang termiskin mendengar sepertiga lebih banyak kata per jam daripada anak-anak dari latar belakang berpenghasilan lebih tinggi.
Untuk memperbesar, mereka mengusulkan bahwa pada saat anak-anak berusia empat tahun.
Ternyata hasilnya, anak-anak dari latar belakang miskin memiliki 30 juta kata lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang berada di rumah tangga profesional yang lebih kaya.
Mengajak anak berbincang bisa memengaruhi perkembangan otak
Ahli saraf sekarang dapat menunjukkan bagaimana otak merespon paparan bahasa awal.
Satu kelompok, yang dipimpin oleh Rachel Romeo, seorang ahli saraf dan ahli patologi bahasa wicara di Rumah Sakit Anak Boston, menunjukkan bahwa interaksi percakapan dapat memiliki manfaat nyata pada perkembangan otak
Tim merekam percakapan di rumah keluarga memantau jumlah bahasa yang mereka gunakan dan jumlah percakapan.
Anak-anak yang memiliki lebih banyak percakapan bergiliran lebih baik dalam tugas pemahaman bahasa.
Faktanya, penelitian lain menemukan bahwa jika percakapan terganggu oleh panggilan telepon, anak tidak mempelajari kata yang baru disajikan, tetapi akan mempelajarinya jika percakapan tidak terputus.
Sementara itu, kelompok lain, yang ini di Princeton Baby Lab, memantau otak bayi dan peneliti untuk menemukan bahwa ketika mereka terlibat dalam permainan interaktif, seperti menyanyi atau membaca, pola aktivasi otak mereka mulai menyatu.
Dengan kata lain, otak mereka menjadi digabungkan bersama, jelas Elise Piazza dari Princeton University Neuroscience Institute, penulis utama penelitian tersebut.
Source | : | BBC |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR