Nakita.id - Pro dan kontra soal vaksin masih mengemuka, dan ibu muda di era millenial yang lekat dengan group whatsapp saya banyak mendapat pertanyaan dari sejumlah teman.
Anakku Harvey divaksin enggak? Vaksinnya mengikuti tabel atau dipisah-pisah?
Vaksin ini wajib dan perlukah? Ada Vaksin yang buat demam ada yang ngga?
BACA JUGA :Vaksin Itu Halal Aman Tidak Menyebabkan Autis, Ini Buktinya
Bukan Moms Anti Vaksin
Begitu terbukanya informasi di era digital ini membuat saya juga cukup teredukasi tentang pentingnya pemberian vaksin untuk mencegah anak terkena penyakit.
Ditambah lagi adanya informasi tambahan sejumlah sekolah favorit sudah mewajibkan muridnya untuk vaksin.
Alias yang belum vaksin tidak akan diterima disekolah tersebut.
Wah... Sebagai mom yang berpikir panjang, meskipun sekarang Harvey masih 15 bulan, soal sekolah tentu sudah harus dipikirkan dan dipersiapkan dari sekarang, kan?
BACA JUGA :Seperti Apa Tanda Kehamilan Program Bayi Tabung? Ini Kata Tya Ariestya
Pemberian Vaksin Sesuai Tabel atau Tidak?
Di rumah sakit saya sudah menerima tabel vaksin, namun dalam prakteknya tidak mengikuti secara mentah-mentah arahan tersebut.
Misalnya dalam tabel anak usia (x) bulan divaksin 4 jenis, sesuai saran dokter saya memecahnya menjadi 2 dan 2.
Jadi bulan ini 2 dan bulan depan 2 begitu kira-kira.
BACA JUGA :Lama Tak Terlihat, Begini Keseharian Tya Arifin 'Preman Pensiun' Jadi Mantu Keluarga Bangsawan
Awalnya ada teman saya yang protes, lho kenapa kamu enggak ikuti saja tabel?
Maksudnya supaya tidak perlu tiap bulan ke dokternya, jadi hanya dua bulan sekali.
Namun saya pribadi tidak melakukannya, karena berpikir ada vaksin hidup dan vaksin mati.
Nah saya berpikir jika dicampur dan sekali banyak, tentu akan menimbulkan reaksi.
BACA JUGA :Waspada! Bayi Berisiko Alami Gagal Ginjal Bisa Dilihat dari Keadaan Ini
Dan lagi saya juga ingin memantau perkembangan anak tiap bulan,
Hal ini dilakukan agar mengetahui perkembangan berat dan tinggi badan untuk menghindari stunting (tinggi badan yang kurang dibanding anak seusianya)
Dengan metode memecah pemberian vaksin, maksimal 2 setiap kali.
Syukurlah anak saya tidak pernah mengalami demam atau sumeng, dan apapun efek setelah vaksin.
Meskipun tetap dengan catatan kondisi tiap anak berbeda ya, Moms.
BACA JUGA :Riset: Bukan 2, Nyatanya Ada 5 Jenis Diabetes! Ini Penjelasan Ahli
Pengalaman lainnya yakni ketika waktu vaksin tiba, tapi Harvey sedang common cold (salesma), khawatir jadwal vaksin terlewat lama.
Saya pun nekat ke dokter, ternyata jika yang diberikan adalah vaksin mati (bukan bakteri hidup yang dilemahkan) maka tidak masalah pemberian vaksin dilakukan.
Selama anak tidak dalam kondisi demam, saat itu saya mau vaksin Japanese Encaphalitis (JE) yang sedang sulit didapat karena sering kosong stoknya.
Syukurlah Harvey bisa divaksin meski kondisinya tidak sepenuhnya sehat.
Galau dengan Merek Vaksin
Hal lainnya soal Vaksin, waktu itu saya tengah galau untuk menentukan merk vaksin untuk Rotavirus ada Rotarix and Rotateq.
Di dalam grup whatsapp diskusi bersama moms lainnya ada yang mengatakan pilih saja Rotarix (yang pemberiannya hanya dua kali) dan harganya lebih murah.
Sementara yang Rotateq itu komersil karena pemberiannya sampai 3 kali dan mahal.
BACA JUGA :Putri Marino Cantik Memesona, Sosok Ibunda Curi Perhatian Warganet
Saya sempat ragu apa benar begitu? Lalu dari sisi khasiat apakah sama? Karena ada pepatah ada uang ada barang, kan? Yang artinya seringkali barang bagus pasti disertai dengan harga yang lebih mahal.
Saya pun mencari tahu dengan bertanya ke dokter anak, dan waktu itu dijelaskan lumayan lengkap dan cukup meyakinkan.
Dari jurnal yang pernah dilakukan di Amerika Serikat, dalam hal pencegahan infeksi rotavirus yang berat, Rotateq memiliki efikasi 98% sedangkan Rotarix hanya sebesar 85%.
Sedangkan dalam mengurangi angka kunjungan ke rumah sakit Rotateq mengurangi sebesar 63% sedangkan Rotarix sebesar 42%.
BACA JUGA :Makan Alpukat Bikin Badan Gemuk? Tunggu Dulu, Simak Fakta Ini Moms
Hal ini bisa dianggap wajar karena Rotateq mencakup lebih banyak strain dibanding Rotarix. Akhirnya sayapun memutuskan untuk mengambil merk Rotateq dengan pemberikan tiga kali pada usia 2 ,4, dan 6 bulan.
Pemberian vaksin rotavirus ini penting Moms, karena virus penyebab diare ini dapat menjadi berat dan menyebabkan dehidrasi, muntah dan demam yang berbahaya bagi bayi.
BACA JUGA :Jarang Tampil di Media, Ini Potret Keluarga Komedian Parto: Anak dan Istrinya Cantik Banget!
Moms tidak sekedar membawa anak untuk vaksin saja, kita juga harus teliti dan memperhatikan label vaksin dan tanggal kedaluwarsanya.
Memastikan juga tempat penyimpanan vaksin di Rumah Sakit atau puskesmas sudah dilakukan dengan benar (harus di dalam kulkas untuk menjaga mutu vaksin) dan terakhir simpan labelnya sebagai catatan jenis dan merk vaksin untuk patokan pemberian selanjutnya.
Jangan lupa untuk mencatat dan mengikuti jadwal vaksin sesuai usia ya Moms, dengan juga terus mengikuti perkembangan informasi terkini, karena di tahun 2017 ada beberapa vaksin baru yang dimasukkan Kementerian Kesehatan ke jajaran vaksin wajib atau dasar yaitu Measles Rubella (MR), HPV, Japanese Encaphalitis (JE), dan Pneumococcus.
BACA JUGA :Riset: Bukan 2, Nyatanya Ada 5 Jenis Diabetes! Ini Penjelasan Ahli
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Kusmiyati |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR