Nakita.id - Di masa pandemi ini, pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilakukan demi meminimalisasi kerumunan di sekolah.
Baik guru maupun siswa melakukan pembelajaran melalui daring.
Sekolah dari rumah setidaknya sudah satu tahun dilaksanakan di Indonesia.
Akibatnya, Moms dan Dads membuat strategi baru dalam mendidik anak di rumah.
Mau tak mau anak harus beradaptasi dengan cara belajar yang baru dari rumah.
Ditambah lagi anak memantau gawai seharian untuk mengikuti pembelajaran.
Saat ini, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mulai menurun.
Pemerintah melalui Kemendikbudristek juga telah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di berbagai sekolah di Indonesia.
Walaupun hingga saat ini belum semua sekolah melaksanakan PTM karena pemberlakuan PPKM level 4.
PTM hanya boleh dilaksanakan di wilayah yang melaksanakan PPKM level 3 dan 2, sedangkan wilayah PPKM level 4 masih dianjurkan pelaksanaan PJJ.
Tentu saja, karena sudah lama melaksanakan PJJ, anak juga harus beradaptasi kembali dengan program PTM.
Anak sudah terbiasa dengan PJJ dan harus mempersiapkan untuk kembali ke sekolah dengan lingkungan yang baru.
Tahukah, Moms, bahwa hal ini diperlukan kerja sama antara Moms dan wali kelas atau guru.
Tentunya, komunikasi antara guru dan orangtua ini sangat penting untuk mendorong aktivitas anak di masa PTM.
Di Hari Guru Nasional ini, Moms wajib tahu tips dan pentingnya membangun komunikasi dengan guru.
Di sekolah, tentunya anak akan terlepas dari pengawasan orangtua.
Kita tidak akan mengetahui apa saja yang dilakukan anak setiap waktu.
Namun, tidak perlu risau karena guru akan menggantikan peran orangtua selama anak di sekolah.
Penting bagi orangtua untuk mengkomunikasikan pada guru tentang strategi mendidik anak di sekolah.
Apalagi, anak sedang dalam tahap transisi dari PJJ menuju PTM.
Risiko adanya kesulitan beradaptasi akan selalu ada sehingga memengaruhi psikologis anak.
Psikologis anak yang terpengaruh ini juga akan memengaruhi performa anak dalam belajar.
Baik guru dan orangtua keduanya adalah suri tauladan bagi anak.
Guru adalah pengajar di sekolah, sedangkan orangtua adalah orang yang paling tahu dengan karakter anak.
Dengan karakter yang berbeda-beda, tentu saja cara mendidik anak satu dengan yang lainnya di sekolah tidak sama.
Sebagai wali anak di dalam kelas, guru wajib memahami karakter anak-anak satu persatu.
Sehingga mempermudah guru dalam menyampaikan kurikulum sekolah dalam pembelajaran sehari-hari.
Maka itu diperlukan komunikasi yang baik antara guru dan orangtua.
Guru juga akan lebih mudah untuk bertanya tentang anak.
Misalnya, apabila anak mengalami kesulitan di sekolah, guru bisa bertanya dan berdiskusi dengan orangtua tentang solusi terbaik untuk anak.
Dilansir dari Raising Children, komunikasi yang efektif dibutuhkan di antara orangtua dan guru.
Melalui komunikasi yang efektif inilah akhirnya terbentuk kepercayaan antara orangtua dan guru.
Kepercayaan di antara orangtua dan guru dibutuhkan demi kenyamanan anak di sekolah dan perkembangannya.
Memang tak mudah membimbing dan mendampingi anak dalam masa transisi.
Dalam beradaptasi, pasti akan selalu ada kemungkinan anak merasa tak percaya diri atau khawatir dengan perubahan.
Apalagi anak harus selalu menerapkan protokol kesehatan yang membuatnya tak bisa bermain dan berkumpul dengan banyak teman seperti biasanya.
Apa, sih, yang Moms dan Dads bisa lakukan untuk membangun komunikasi yang baik dengan guru?
1. Terbuka dengan situasi anak di rumah
Ini diperlukan agar guru memahami perilaku anak di rumah.
Biasanya, guru berusaha untuk memahami apakah ada perbedaan antara perilaku di rumah dan di sekolah.
Apabila terjadi hal tersebut dan terlihat mengkhawatirkan, Moms dan Dads bisa berdiskusi mengenai solusi yang terbaik dengan guru.
Moms dan Dads wajib memberitahu kemajuan apa saja yang anak alami selama beberapa hari terakhir.
Tak ada salahnya jika Moms menanyakan apakah anak mengalami kemajuan di sekolah.
2. Pergunakan grup wali murid dengan sebaik-baiknya
Di masa pandemi ini, tentunya guru dan orangtua tak ingin kehilangan komunikasi.
Guru juga perlu memberikan informasi penting untuk wali murid semua, sehingga dibentuklah platform untuk berkomunikasi secara daring.
Banyak yang menggunakan grup chat sebagai penyambungnya.
Moms bisa menggunakan grup wali murid ini agar mendapat informasi cukup dan berguna untuk mendampingi anak selama beradaptasi di masa PTM.
3. Tunjukkan niat untuk bekerjasama
Mendampingi anak, apalagi jika mengalami kesulitan diperlukan kerjasama dengan guru untuk perkembangannya.
Berikan kesan bahwa Moms dan Dads memerlukan bantuan dari guru untuk memantau perkembangan anak.
Misalnya, Moms menemukan adanya perkembangan anak belajar di rumah.
Moms bisa menyampaikan hal tersebut pada guru dan berdiskusi bagaimana caranya untuk mempertahankan kebiasaan baik tersebut.
Tak ada salahnya jika Moms meminta saran dari guru sebaiknya bagaimana untuk mengatasi jika anak mengalami kesulitan selama PTM.
Moms juga bisa memberikan saran terbaik untuk guru mengenai bagaimana sebaiknya jika anak mengalami kesulitan saat di sekolah.
Berikut adalah hal penting untuk mengkomunikasikan penyelesaian masalah dengan guru menurut Raising Children:
1. Mengetahui masalahnya
2. Mengevaluasi pro dan kontra
3. Mengevaluasi solusi setelah dilakukan
Menghubungi atau berkomunikasi dengan guru tak hanya saat anak mengalami kesulitan saja.
Guru juga berhak mengetahui apakah anak mengalami perkembangan yang berarti, terutama dari segi perilakunya.
Menurut Raising Children, dalam komunikasi antara orangtua dan guru dibutuhkan kemampuan saling mendengarkan dan sensitivitas.
Moms dan Dads wajib terbuka dengan perbedaan perilaku anak di sekolah dan di rumah.
Membangun komunikasi yang baik dengan guru penting untuk kualitas pendidikan anak.
Selamat Hari Guru untuk para guru di Indonesia, serta Moms dan Dads yang menjadi suri tauladan anak di rumah.
Source | : | raising children,IndiaToday |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR