Nakita.id – Setiap orang memiliki ujian di hidupnya dengan tingkatan berbeda-beda. Namun pada akhirnya, ujian itu menjadi warna-warni yang mencerahkan hidup kita.
Begitupun yang dierasakan oleh Eunice Lee (23) asal Malaysia.
Sejak lahir, Lee didiagnosis sindrom Pierre Robin (kelainan fisik yang menyerang kepala dan muka) serta glaukoma (penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan).
BACA JUGA: Anaknya Idap Penyakit Langka, Begini Reaksi Joanna Alexandra!
Tak hanya itu, ternyata keluarga Lee juga mengalami hal serupa.
Ibunya hampir buta, sedangkan sang ayah benar-benar buta.
Untungnya, sejak Eunice lahir, penyakit tersebut sudah terdeteksi sehingga dilakukan penanganan sedini mungkin.
Jelas bahwa Lee tumbuh di keluarga yang memiliki kebutuhan khusus.
Pada usia 15 tahun, Lee mulai mengalami depresi. Hal ini dikarenakan ia kerap di-bully di sekolah.
Teman-temannya mengejek Lee karena ia memiliki penglihatan yang buruk.
Celakanya, Lee didiagnosis Depressive Disorder dan Bipolar Disorder pada usia 17 tahun.
Akibat penyakit yang bertubi-tubi plus gangguan dari lingkungan, Lee pernah mencoba untuk bunuh diri.
Ia kemudian dirawat harus beberapa kali dirawat di klinik gangguan jiwa.
Di klinik, Lee banyak bergaul dengan tenaga medis. Akhirnya, gadis ini merasakan betapa mulianya orang-orang yang berprofesi sebagai psikiatri.
BACA JUGA: Reaksi Nia Ramadhani Saat Ditanya Jika Suami Izin Nikah Lagi
Mereka bisa menolong orang-orang yang sakit secara mental.
Lee pun bertekad untuk menjadi seorang psikiatri juga.
“Saya telah berhasil sejauh ini dalam hidup ini karena harapan dan ambisi saya untuk menjadi seorang psikolog klinis.
Kadang saya mengatakan pada diri sendiri bahwa saya tidak akan berhasil karena masalah kesehatan mental saya sendiri, tapi saya akan membuktikan bahwa saya salah!” ungkap Lee.
Perempuan yang telah mendapat gelar sarjana Psikologi ini ingin menjadi inspirasi bagi orang yang bernasib sama sepertinya.
Kini ia berhasil mewujudkan mimpinya menjadi tenaga medis di sebuah klinik psikiatri.
Ia ingin membuktikan bahwa orang yang berkebutuhan khusus pun bisa berkarir.
“Orang-orang penyandang cacat sama seperti orang normal. Kita tidak memiliki kekurangan kemampuan, kita hanya memiliki kemampuan yang berbeda. Kita masih bisa berfungsi dan menjalani hidup dengan normal,” kata Lee.
BACA JUGA: Kerap Tampil Stylish, Siapa Sangka Tas yang Selalu Dikenakan Viona Rosalina Miliki Harga Fantastis
Banyak yang kemudian bertanya, bagaimana rasanya tumbuh di antara keluarga yang memiliki kebutuhan khusus?
Dengan santai, Lee menjawab pertanyaan tersebut:
“Ini benar-benar terasa seperti tumbuh dalam keluarga normal. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa kita harus sering sekali melihat mata mereka untuk menggambarkan hal-hal yang tidak mereka lihat. Selain itu, orangtua saya sangat mandiri,” kata Lee. (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | worldofbuzz.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR