Nakita.id - Selama mengandung, Moms tentunya kerap mengetahui mitos vs fakta kehamilan.
Mitos vs fakta kehamilan banyak beredar di masyarakat dan sebagian besar diyakini sejak turun menurun.
Salah satu mitos vs fakta kehamilan yang diyakini masyarakat bahwa keyakinan suami bisa mengalami gejala kehamilan seperti ngidam, mual, dan kram perut saat istrinya hamil.
Benarkah suami yang merupakan calon ayah bisa merasakan gejala kehamilan?
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Benarkah Ibu Hamil Dilarang Mandi Pakai Air Panas? Ini Penjelasannya
Melansir Momspresso, ternyata kemungkinan suami merasakan gejala kehamilan saat istrinya hamil adalah fakta, Moms.
Banyak studi menemukan bahwa tak hanya ibu hamil yang mengalami gejala kehamilan.
Beberapa lapiran menunjukkan bahwa suami juga mungkin mengalami gejala kehamilan seperti rasa nyeri perut, kecemasan, mual muntah, hingga ngidam seperti ibu hamil.
Secara medis, suami yang mengalami gejala kehamilan disebut sindrom couvade.
Melansir Mayo Clinic, sindrom couvade terjadi ketika pria sehat yang pasangannya sedang hamil mengalami gejala kehamilan.
Meski sindrom couvade tidak diakui sebagai penyakit fisik atau penyakit mental, sindrom ini cukup umum dialami para pria.
Sindrom couvade merupakan manifestasi fisik berupa mual, mulas, sakit perut atau kembung, masalah pernapasan, kram kaki, sakit punggung, iritasi kemih atau genital dan sakit gigi yang sebenarnya tidak dikarenakan penyakit fisik tertentu.
Sedangkan sebagian pria lainnya mengalami gejala kehamilan psikologis seperti penurunan libido dan kegelisahan hingga kecemasan dan depresi.
Asal-usul munculnya sindrom couvade tidak diketahui secara pasti hingga sekarang.
Profesional kesehatan mental telah mempertimbangkan berbagai hipotesis, dari kecemburuan seorang pria atas ketidakmampuan untuk mengandung anak untuk kemungkinan rasa bersalah karena telah menyebabkan transformasi ini pada pasangannya.
Sedangkan teori psikososial lain menunjukkan bahwa bisa saja dikarenakan pria merasa dibedakan karena sebelum menjadi ibu, perempuan didukung secara komersial, sosial, dan medis.
Sedangkan sebagian besar calon ayah tidak mendapatkan hal tersebut.
Teori lainnya mengungkapkan bahwa momen akan menjadi seorang ayah, terutama bila ini adalah kehamilan istri yang pertama bisa menyebabkan rasa tegang.
Pikiran calon ayah bisa menjadi bercampur aduk saat melihat kehamilan semakin besar yang menunjukkan semakin besar tanggung jawabnya untuk anak.
Calon ayah juga biasa memikirkan kehidupan setelah memiliki anak.
Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan, Benarkah Ibu Hamil Dilarang Makan Tauge Mentah?
Mulai dari jadi terikat di rumah, harus siap begadang, membantu mengurus anak, dan sebagainya.
Persiapan akan menjadi ayah banyak membuat para pria justru mengalami stres.
Dr Gottesfeld selaku Obgyn berpendapat bahwa sindrom Couvade tidak serta merta berhenti dengan melahirkan.
"Dalam hal gejala terkait Couvade, yang paling saya perhatikan sebenarnya adalah depresi pascapersalinan , karena wanita hamil dan pasangannya mengalami stres yang sama, terutama kurang tidur dan rasa tanggung jawab yang luar biasa," katanya.
"Bayi membutuhkan perhatian ekstra, dan tentu saja kedua orang tua merasakan stres itu," imbuhnya.
Source | : | Mayo Clinic,momspresso.com |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR