Nakita.id - Hingga saat ini, kasus kanker payudara masih menjadi perhatian di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Melihat hal ini, pengetahuan dan kepedulian akan isu-isu terkait kanker payudara sendiri perlu disampaikan pada semua masyarakat Indonesia, khususnya wanita Indonesia.
Maka dari itu, dalam rangka memperingati Breast Cancer Awareness Month (bulan peduli kanker payudara) setiap tahunnya di bulan Oktober, Lovepink Indonesia menggelar "Indonesia Goes Pink 2021", sebuah kampanye inisiatif yang berkolaborasi dengan Docquity, juga didukung oleh Philips Foundation melalui Philips Indonesia.
Kampanye tahun ini bertujuan untuk memberikan akses USG gratis pada 1.000 wanita pra-sejahtera yang memang sulit mendapatkan akses, agar bisa melakukan skrining dan deteksi dini kanker payudara di tujuh kota di Indonesia.
Yakni, Jabodetabek, Yogyakarta, Jember, Banjarbaru, Padang, Pekanbaru, dan Bandung.
Dalam kampanye ini, salah satunya diadakan webinar dengan tema, "Quality of Life After Breast Cancer" pada Jumat, 15 Oktober 2021.
Adapun sebagian besar peserta yang mengikuti webinar adalah para penyintas sekaligus pejuang kanker payudara itu sendiri.
Dalam sambutannya, Ketua Lovepink Indonesia sekaligus moderator webinar Samantha Barbara menyampaikan bahwa deteksi dini kanker payudara bisa menyelamatkan hidup kita.
Dan, salah satu caranyanya adalah melakukan metode sadari (periksa payudara sendiri) dan sadanis (periksa payudara klinis).
"(Metode) sadari tentu bisa dilakukan dengan mudah. Tapi, tidak semua punya akses untuk melakukan (metode) sadanis karena keterbatasan finansial," ujar Samantha di hadapan total 170 peserta webinar.
Lebih lanjut, Samantha menjelaskan bahwa dalam gerakan USG gratis untuk 1.000 wanita pra-sejahtera ini, Lovepink Indonesia menggandeng beberapa rumah sakit, juga mengundang pihak-pihak yang ingin berpartisipasi untuk menjadi donatur selama bulan Oktober.
Baca Juga: Yuk Dicoba, Cara Mudah Deteksi Kanker Payudara Tanpa Pergi ke Dokter
Dan untuk mencapai cita-cita Indonesia bebas kanker stadium lanjut di tahun 2030, Samantha berharap banyak wanita Indonesia lebih melek akan isu kanker payudara, memiliki kesadaran melakukan metode sadari, serta membantu banyak wanita Indonesia yang finansialnya terbatas.
Sementara itu, President Director Philips Indonesia Pim Preesman juga menyampaikan bahwa Philips sangat senang berkolaborasi dengan kampanye yang dilakukan oleh Lovepink Indonesia ini, karena sejalan dengan misi Philips Foundation.
"Yakni, untuk mengurangi kesenjangan dalam perawatan kesehatan dengan memberikan akses untuk perawatan kesehatan yang setara, khususnya untuk komunitas yang tidak diuntungkan," ujar Preesman dalam sambutannya.
Dan sebagai perwakilan dari Philips Foundation melalui Philips Indonesia, Preesman mendukung kampanye ini, yang ingin meningkatkan akses pengetahuan akan kanker payudara, juga mendorong banyak wanita Indonesia melakukan skrining.
"Semakin banyak wanita yang melakukan skrining, semakin banyak juga wanita yang mengetahui kondisinya," kata Preesman.
Kegiatan webinar ini dibawakan oleh tiga dokter onkologi, yang mana masing-masing akan membawakan materi berbeda terkait kanker payudara.
Mulai dari cara pendeteksian dini, diagnosis, pengobatan, radioterapi, hingga peran dokter untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara.
Dan, ketiga dokter tersebut diantaranya adalah dr. Bob Andinanta SpB(K)Onk, dr. Jeffry Beta Tenggara SpPD-KHOM, dan dr. Ade Margaretha L.T Sp.Onk.Rad.
dr. Bob menyebut bahwa terhitung sejak tahun 2000 awal, jumlah kasus kanker payudara sendiri telah melampaui jumlah kasus kanker serviks.
"Begitu tahun 2000, tahun 2010, tahun 2020, kita sama-sama melihat bahwa angka pertumbuhan kanker payudara ini melejit," jelas dr. Bob dalam materinya.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Mesti Lebih Teliti Pada Pemilik Payudara Padat
dr. Bob juga mengutip data dari Globocan 2020, yang menyebut bahwa total kasus baru kanker payudara mencapai sebanyak 65.858 kasus, atau setara dengan 16,6 persen.
Diikuti oleh kanker serviks yang mencapai 36.633 kasus, atau setara dengan 9,2 persen.
Melalui materi yang telah disampaikan pada webinar ini, para dokter juga Ketua Lovepink Indonesia sendiri berharap agar seluruh masyarakat Indonesia, khususnya wanita Indonesia, untuk tidak takut dan segera melakukan deteksi dini kanker payudara.
Pasalnya, semakin dini pendeteksian kanker payudara, maka semakin besar juga kemungkinannya untuk sembuh.
Ditambah, biaya pengobatannya juga tidak akan terlalu mahal.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR