Dilansir dari Kompas.com, Menkes Siti Nadia Tarmizi menyanggah klaim ini.
Menurutnya klaim mengenai air kelapa ini belum ada penjelasan ilmiah yang membuktikan bahwa air kelapa memang mampu bekerja sebagai penetralisir efek samping.
"Belum ada kajian atau uji klinis bahwa kelapa dapat menetralkan efek samping vaksin," jelas Nadia.
Menurut Nadia, hal ini hanyalah dampak psikologis saja.
Beredar klaim juga bahwa mengonsumsi air kelapa dapat meningkatkan kekebalan tubuh setelah melakukan vaksinasi Covid-19.
Namun, kembali lagi Nadia menyanggah informasi ini.
Mengonsumsi air kelapa setelah menerima vaksinasi tidak akan memberikan dampak apapun terhadap vaksinasi.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari PT. Bio Farma, Bambang Heriyanto, juga menyayangkan adanya klaim bahwa air kelapa hijau dapat menetralkan racun yang ada di dalam vaksin.
Saat ini banyak beredar informasi dari sumber yang tidak kredibel dan menyebarkan informasi bahwa vaksin mengandung racun.
Bambang mengklaim bahwa informasi ini adalah hoaks.
Bahan baku vaksin bukan racun yang kemudian bisa dinetralisir menggunakan bahan lain, salah satunya air kelapa hijau.
Bahan baku vaksin Covid-19 adalah virus yang sudah dimatikan (inactivated virus).
Menurut Bambang tidak ada yang perlu ditakutkan dari vaksinasi.
"Isinya, kan, virus yang sudah dimatikan. NaCl atau garam, tidak ada pengawet di sana. Apa yang harus ditakutkan?" kata Bambang, melansir dari Kompas.com.
Maka dari itu, hingga saat ini klaim mengenai air kelapa dapat mengurangi efek samping vaksinasi itu tidak benar.
Source | : | Kompas.com,CDC,WHO |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR