Ini memungkinkan pasien untuk menjadi mandiri semaksimal mungkin.
Selain fisioterapi, terapi yang biasa dibutuhkan untuk pasien strok aadalah terapi okupasi.
Terapi okupasi melibatkan olahraga dan pelatihan.
Tujuannya adalah untuk membantu pasien stroke mempelajari kembali aktivitas sehari-hari seperti makan, minum dan menelan, berpakaian, mandi, memasak, membaca dan menulis, dan menggunakan toilet.
Terapis okupasi berusaha membantu pasien menjadi mandiri atau semi-mandiri.
Terapi lainnya adalah terapi wicara.
Terapi wicara bertujuan supaya pasien stroke bisa kembali mempelajari keterampilan berbicara atau komunikasi lainnya.
Ketika menjalani terapi, pasien stroke harus sabar karena hasil yang didapatkan tidak bisa instan.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Kompas.com,csp.org.uk |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR