Nakita.id - Tukul Arwana yang sebelumnya dirawat di rumah sakit akibat pendarahan otak kini sudah diperbolehkan pulang.
Setelah menjalani perawatan intensif, akhirnya Tukul Arwana kembali ke pelukan keluarga pada Sabtu (16/10/2021) lalu.
Kondisi Tukul Arwana pun jauh lebih baik kini.
Melansir Kompas.com, asisten Tukul Arwana yang bernama Rizki Kimon mengungkapkan kondisi terkini sang komedian kondang tersebut.
Baca Juga: Kabar Terbaru Tukul Arwana, Sudah Mulai Merespon Candaan Anaknya dengan Cara Ini
Rizki Kimon mengungkapkan bahwa sang komedian masih belum lancar dalam berkomunikasi.
Tukul Arwana masih belum bisa berbicara dengan lancar.
Sebagai cara bekomunikasi, Tukul Arwana masih menggunakan bahasa isyarat.
"Untuk komunikasi masih belum lancar, masih bergumam. Sudah melakukan isyarat-isyarat paling. Misalkan, 'mas ini gimana' oke gini, gitu. Dia udah lakukan itu," kata Kimon, dikutip dari kanal YouTube Star Story.
Meski belum bisa berkomunikasi dengan baik, Tukul Arwana sudah bisa beranjak dari tempat tidur.
Tukul Arwana dikabarkan sudah bisa berdiri dan duduk dengan cara dibantu.
"Kalau duduk udah bisa, berdiri juga masih dibantu perawat," ungkap Kimon.
Untuk mempercepat proses penyembuhan, setiap hari Tukul Arwana harus menjalani fisioterapi di rumah.
Melansir csp.org.uk, sangat penting untuk melakukan fisioterapi bagi orang setelah terkena stroke.
Fisioterapi dapat membantu memulihkan gerakan yang bisa jadi sulit usai terkena stroke.
Melakukan fisioterapi secara rutin bisa meningkatkan peluang untuk segera pulih.
Fisioterapi bisa membantu pasien yang terserang stroke mendapatkan kembali kekuatan dan gerakan.
Ini memungkinkan pasien untuk menjadi mandiri semaksimal mungkin.
Selain fisioterapi, terapi yang biasa dibutuhkan untuk pasien strok aadalah terapi okupasi.
Terapi okupasi melibatkan olahraga dan pelatihan.
Tujuannya adalah untuk membantu pasien stroke mempelajari kembali aktivitas sehari-hari seperti makan, minum dan menelan, berpakaian, mandi, memasak, membaca dan menulis, dan menggunakan toilet.
Terapis okupasi berusaha membantu pasien menjadi mandiri atau semi-mandiri.
Terapi lainnya adalah terapi wicara.
Terapi wicara bertujuan supaya pasien stroke bisa kembali mempelajari keterampilan berbicara atau komunikasi lainnya.
Ketika menjalani terapi, pasien stroke harus sabar karena hasil yang didapatkan tidak bisa instan.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
Source | : | Kompas.com,csp.org.uk |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR