Mulai Sekarang Jangan Disepelekan Lagi, Ketahui Penyebab Jerawat di Area Vagina dan Cara Mengatasinya

Nakita.id - Moms, jerawat di sekitar area miss v tentunya bikin kita tak nyaman.

Apalagi jerawat di miss v biasanya disertai nanah yang berbau.

 

Melansir dari Nova, ada beberapa penyebab jerawat di area vagina, diantaranya.

Baca Juga: Katakan Selamat Tinggal Jerawat di Area T Zone, 3 Cara Sederhana Ini Ampuh Mengatasinya

Hidradenitis suppurativa (HS)

Hidradenitis supparativa atau disebut juga dengan jerawat inversa, adalah penyakit kronis pada kelenjar keringat.

Ini menyebabkan jerawat muncul di sekitar tubuh, termasuk di kemaluan perempuan.

Dermatitis kontak

Dermatitits kontak terjadi akibat reaksi dari sesuatu yang bersentuhan dengan kulit.

Misalnya sabun dengan kandungan pewangi yang tinggi, atau kulit tidak cocok dengan tampon atau pembalut.

Lalu bagaimana cara mengatasi jerawat di area intim ini?

1. Jangan pecahkan jerawat

Jerawat pada miss v tak boleh dipecahkan sembarangan ya Moms.

Memecahkan jerawat hanya akan menambah luka baru, apalagi sampai berdarah.

Apabila tangan Moms kotor, bisa-bisa bakterinya menempel dan jadi infeksi.

Kalau sudah terlanjur dipecahkan, sebaiknya jaga area tersebut tetap bersih. 

Baca Juga: Cara Mengobati Jerawat di Vagina

2. Gunakan pakaian longgar

Jangan sampai jerawat di area miss v bergesekan dengan kain celana dalam.

Lantaran bisa menyebabkan iritasi dan memperparah jerawat.

Oleh karenanya Moms, hindari memakai celana yang ketat.

Selain itu, jangan lupa rutin mencuci area vagina dengan air bersih ya.

3. Periksakan ke dokter

Apabila jerawat yang ada di miss v sangat mengganggu, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Terutama jika jerawat di vagina semakin merah, membesar, menimbulkan rasa nyeri.

Kondisi ini menandakan terjadinya infeksi dan perlu perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Sering Telat Menyadari, Jerawat pada Vagina Selain Buat Tidak Nyaman juga Berisiko, Ini Cara Mengatasinya

 

Dokter akan meresepkan obat oles, seperti salep, krim, atau gel.

Bisa juga berupa obat yang diminum.

Pada beberapa kasus, dokter bahkan mengajurkan operasi.

PROMOTED CONTENT