Nakita.id – Mitos vs fakta kehamilan tentang menghirup aromaterapi saat mengandung, ini penjelasannya.
Ketika dinyatakan hamil, salah satu yang perlu Moms persiapkan adalah mental.
Pasalnya, Moms akan mengalami sejumlah perubahan, baik itu pada fisik maupun mood.
Mulai dari merasa mual, mudah lelah, hingga suasana hati yang berubah-ubah.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, tak sedikit ibu hamil yang kemudian memilih menghirup aromaterapi.
Tujuannya tentu untuk menenangkan dan membuat rileks diri dan pikiran.
Namun, tahukah Moms, beredar mitos vs fakta kehamilan bahwa menghirup aromaterapi bisa membahayakan janin, sehingga hal tersebut dilarang.
Lantas, benarkah demikian?
Melansir dari Kompas.com, mitos vs fakta kehamilan tentang menghirup aromaterapi saat mengandung bisa berbahaya ternyata tidak benar adanya, Moms.
Seperti diketahui, aromaterapi dapat mengurangi rasa mual, membuat Moms merasa lebih rileks, meminimalisir insomnia, hingga memberi rasa nyaman.
Aromaterapi pun telah digunakan oleh bangsa Mesir Kuno, Yunani, Tiongkok, India, dan Romawi sejak ribuan tahun lalu, untuk meringankan rasa sakit dari berbagai penyakit, serta menimbulkan rasa rileks.
Untuk penggunaannya, ada beragam cara yang bisa Moms lakukan.
Umumnya, minyak esensial diencerkan terlebih dulu dengan minyak nabati, dioleskan ke tubuh sebelum pijat, diteteskan secukupnya ke dalam bathub berisi air hangat, atau dituang beberapa tetes di alat uap, sehingga aromanya bisa tersebar untuk kemudian dihirup.
Akan tetapi, di Amerika Serikat sendiri, penggunaan aromaterapi saat hamil masih menjadi perdebatan, Moms.
Padahal, para ahli di National Association for Holistic Aromatherapy (NAHA) melaporkan bahwa penggunaan aromaterapi sepanjang kehamilan, tidak pernah menimbulkan bayi lahir cacat maupun keguguran.
Kendati demikian, ada baiknya Moms tetap berhati-hati, ya.
Supaya lebih aman, hindari menggunakan aromaterapi selama trimester pertama kehamilan.
Alasannya, di masa ini, kondisi janin masih terbilang sangat lemah.
Kalaupun ingin menggunakan aromaterapi di trimester kedua, cobalah berkonsultasi dengan dokter kandungan lebih dulu.
Hindari mengoleskan minyak aromaterapi langsung ke tubuh, lebih baik tuang di tungku kecil untuk dihirup aromanya.
Itu juga sebaiknya tidak digunakan terus-menerus dalam waktu lama, misalnya setiap hari selama hamil.
Selain itu, jangan biarkan tungku menyala lebih dari 15 menit per jam ya, Moms.
Perhatikan apakah ventilasi ruangan cukup baik. Jangan sampai, aroma terjebak di dalam ruangan dan justru membuat Moms pusing.
Terakhir, hal yang harus diperhatikan oleh Moms adalah aromanya. Cek terlebih dahulu jenis aroma yang tertera pada label.
Sebab, ada beberapa aroma yang ternyata perlu dihindari ibu hamil, karena bisa memicu kontraksi.
Yakni, rosemary, juniper, thyme, oregano, peppermint, basil, clary sage.
Nah, itu dia Moms penjelasan mitos vs fakta kehamilan tentang menghirup aromaterapi saat mengandung.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Manfaat Aromaterapi untuk Ibu Hamil".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR