Tentu Moms seringkali melihat banyak Moms dan Dads memberi anak uang jajan ketika mereka sudah menyelesaikan kewajibannya di rumah.
Misalnya, anak wajib untuk menata kamarnya, buku-buku, dan menyiapkan seragam yang dipakainya untuk esok hari.
Seringkali juga anak dilibatkan dalam kewajiban yang lainnya, seperti menyapu teras rumah.
Tentu, hal ini bisa jadi mengajarkan anak tentang kerja keras.
Anak hanya akan diberikan uang apabila sudah mengerjakan kewajibannya.
Tak hanya mengajarkannya tentang kerja keras, ini juga membuat anak bangga akan usahanya sendiri.
Namun, banyak juga yang menentang kebiasaan ini.
Sebab hanya akan membentuk pola pikir bahwa kebiasaan menjalankan pekerjaan rumah hanyalah sebagai keharusan semata yang dapat menghasilkan uang.
Baca Juga: Bukan Bentuk Cash Lagi, Rieta Amilia Berikan Uang Jajan untuk Cucunya Rafathar Pakai Black Card
Menurut Positive Parenting Solutions, hal ini kurang baik karena hanya akan membuat anak berpikir "apa ada upahnya?" setiap kali diminta melakukan kewajiban rumah.
Namun perlu Moms ketahui hal ini tergantung dari bagaimana Moms dan Dads memberikan pemahaman tentang kewajiban di rumah.
Apabila Moms memberikan pemahanan bahwa kewajiban di rumah tersebut adalah hal yang melelahkan, maka sebaiknya hal ini tak dilakukan lagi.
Sebab, hal itu hanya akan membuat anak merasa kesal ketika diminta melakukan kewajiban di rumah.
Ada baiknya jika Moms memberikan pemahaman bahwa kewajiban di rumah memang wajib dilakukan oleh semua anggota keluarga.
Sehingga apabila diminta untuk menolong Moms mencuci buah-buahan, misalnya, anak bisa melakukannya dengan senang.
Dari situ anak bisa memiliki persepsi yang baik terhadap kewajiban di rumah dan mendapat uang saku.
Source | : | Forbes,positiveparentingsolutions.com,Pure Wow |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR