Nakita.id.- Saat koki kelas dunia Daniel Angerer memutuskan untuk membuat keju dari ASI istrinya, beritanya tersebar dan mendapat beragam tanggapan.
Bisakah Moms membuat keju dengan air susu ibu (ASI)? Jawabannya, bisa! Tetapi jelas aneh dan bukan hal yang lumrah.
Bahkan Angerer mengakui bahwa itu adalah sesuatu yang baru.
BACA JUGA: Waduh, ASI Laris Di Kalangan Binaragawan. Untuk Apa, Ya?
Akhir-akhir ini, ASI, mereka menyebutnya human milk atau susu manusia (what???) menarik perhatian orang dewasa.
Situs The Guardian memberitakan, seorang lelaki di Amerka minum ASI karena alasan kesehatan, termasuk sebagai minuman pemulihan latihan.
"Dia menggunakannya untuk mengurangi rasa mual saat menjalani kemoterapi," cerita reporter Jason Nash tanpa menyebutkan nama lelaki si peminum ASI.
Rupanya ASI dipercaya sebagai zat ajaib yang dapat menyembuhkan Tak hanya untuk penderita kanker, tapi juga penderita psoriasis.
Yang lain menggunakannya menggunakannya sebagai penguat kekebalan tubuh sehari-hari.
"Terpikir olehku bahwa ASI bisa sama sehat dan lezat untuk orang dewasa. Saya percaya hal itu membuat saya tidak sakit bertahun-tahun ini," imbuh si lelaki peminum ASI.
Si lelaki mendapatkannya dari situs-situs seperti Only the Breast, Eats on Feets and Human Milk 4 Human Babies.
Bank susu nasional umumnya tidak tertarik untuk melayani orang dewasa dewasa.
Apa yang membuat hal ini semakin absurd adalah para peminat ASI yang ditemukan Nash adalah laki-laki!
Pendiri Human Milk 4 Human Babies, Emma Kwasnica, mengatakan dalam sebuah email bahwa perusahaan tersebut, "TIDAK mendukung penjualan susu manusia."
Untuk Moms ketahui, Human Milk 4 Human Babies adalah jaringan berbagi ASI antaranggota yang beroperasi di 54 negara bagian AS.
"Jelas tujuan kami telah disalahgunakan. Namun terus terang kami tidak bisa mengontrol penggunaannya," kata Kwasnica.
BACA JUGA: Si Kecil yang Lebih Mirip Dads Dianggap Lebih Sehat, Ini Penjelasannya
Menurut American Pregnancy Association, ASI terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat plus sel yang disebut leukosit:
"Mereka membantu melawan infeksi. Ini adalah antibodi, sel hidup, enzim, dan hormon yang membuat ASI ideal. Ini tidak bisa ditambahkan ke formula,"Frank Mueller, MD, yang mewakili asosiasi tersebut.
Florence Williams, penulis "Payudara: Sejarah Alami dan Tidak Alami," menggambarkannya seperti ini:
"ASI adalah makanan sempurna yang mengandung lemak, vitamin A, C, E dan K, gula, mineral penting, protein, enzim, dan antibodi. Ini berisi 100% dari tunjangan harian yang disarankan dari hampir semua kebutuhan bayi untuk tumbuh ada di dalamnya.
Nilai-nilai yang sangat canggih ini untuk membantu menangkal penyakit seumur hidup mulai dari diabetes hingga kanker.
Meskipun kelelahan, mengunjungi kerabat, dan bahkan cucian kotor menumpuk, setiap kali kita menyusui bayi kita, hormon cinta oksitosin keluar dari pituitarium kita seperti air hangat yang mengucur lancar.
ASI seperti es krim, penisilin, dan ekstasi obat semua terbungkus dalam paket cantik."
William menduga, alasan inilah yang membuat orang dewasa tertarik mengonsumsi ASI.
Fisiolog Joel Staeger yang menjadi kolumnis di majalah Fitness mengatakan, susu cokelat (dari susu sapi) dipandang sebagai minuman pemulihan yang hebat karena sejumlah alasan.
BACA JUGA: Ibu Temukan Anaknya yang 11 Tahun Hilang, Ternyata Diculik Sahabatnya
“Dibandingkan dengan susu biasa, air, atau sebagian besar minuman olahraga, susu memiliki kandungan karbohidrat dan protein dua kali lipat, cocok untuk mengisi kembali otot-otot yang lelah.
Kandungan airnya yang tinggi menggantikan cairan yang hilang seperti keringat, mencegah dehidrasi.
Ditambah lagi, bonus gizi kalsium, dan hanya mengandung sedikit sodium dan gula - aditif yang membantu atlet yang kembali mempertahankan air dan mendapatkan kembali energi”
Minum air putih setelah berolahraga menghilangkan keringat - dan hanya itu.
"Tetapi susu cokelat memberikan penambahan karbohidrat pada otot - sesuatu yang dapat dimetabolisme," kata Jason Karp, MS, peneliti tentang olahraga di Kansas State University. “Jadi tidak ada yang bisa dimetabolisme dalam air."
Tapi mengapa ASI?
"Ini adalah diktum yang sangat aneh, benar-benar anekdot dan mungkin konyol," kata David Kerr, profesor farmakologi klinis dan terapi kanker di Universitas Oxford, mengatakan kepada Telegraph.
Dia merujuk pada pasien kanker yang menggunakan ASI sebagai paliatif selama kemoterapi. "Mungkin tidak akan membahayakan, tapi juga tidak ada gunanya."
BACA JUGA: 5 Menit Untuk Tubuh Indah dan Wangi, Begini Caranya, Moms!
Para ilmuwan telah menemukan bahan kimia dalam ASI yang dikira bisa membantu orang dewasa, dalam bentuk obat yang diturunkan dari ASI, ternyata tidak memberi pengaruh yang signifikan.
Para penggiat ASI mengaku marah dan kecewa dengan adanya tren orang dewasa mengincar ASI ini.
"ASI bukanlah zat yang mudah untuk diproduksi. Sebagai permulaan, seorang ibu harus menjadi perempuan yang mampu menyusui, dan susu apa pun tidak bisa menggantikan kadar prolaktin dan oksitosin yang memungkinkan menyusui."
Belum lagi problem yang sering menimpa ibu menyusui seperti kurangnya jumlah yang keluar sehingga perlu konsultan laktasi, infeksi yang menyakitkan yang disebut mastitis serta kelelahan akibat sering bangun malam untuk menyusui.
Jelasnya, menyusui bisa sangat menguras tenaga. Tapi Moms tetap bahagia karena memikirkan manusia kecil yang secara harfiah menyedot energi dari Moms.
Dampak rasa bahagia Moms, hormon oksitosin keluar dan meski capek, Moms tetap merasa itulah bagian dari relaksasi.
BACA JUGA: Tidur Mengenakan Bra Membahayakan Kesehatan Hanya Mitos, Ini Bukti Medisnya
Singkatnya: Memproduksi ASI, dan menyusui, adalah kerja keras yang membahagiakan karena memberi kehidupan bagi mahluk kecil kesayangan Moms.
Jadi, rasanya kok sayang banget ya, kalau yang mengonsumsi orang dewasa dan ternyata menurut penelitian pun, kegunaannya tidak bagus-bagus amat dibandingkan bila dikonsumsi bayi, yang jelas berguna untuk tumbuh kembangnya.
Jadi, Moms setuju kan, kalau ASI dikonsumsi orang dewasa is a big no..no...! (*)
Source | : | The Guardian,Tabloid Nakita,AFP |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR