Nakita.id - Siapa yang tidak mengenal santan?
Moms tentu mengenal santan sebagai salah satu bumbu dapur yang sering dipakai dalam masakan.
Misalnya kari, laksa, hingga makanan penutup.
Tak hanya itu, santan juga bisa dijadikan sebagai substitusi untuk Moms yang memiliki alergi terhadap susu sapi.
Pasalnya, porsi 100 gramnya mengandung 25% dari nilai harian zat tembaga, 18% dari nilai harian zat besi, 11% dari nilai harian magnesium, 33% dari nilai harian zat mangan, 8% dari nilai harian fosfor, 5% dari nilai harian kalium, dan 5% dari nilai harian seng.
Selain itu, santan juga mengandung 1-4 persen nutrisi lainnya seperti kalsium, vitamin B kompleks, vitamin C, dan kolin.
Juga, 2 gram protein, 2,8 gram karbohidrat, serta 21,3 gram lemak, dimana 18,9 gramnya mengandung lemak jenuh.
Mungkin Moms pernah mendengar atau membaca di internet tentang santan yang bisa bantu menurunkan kolesterol tinggi.
Lantas, benarkah demikian?
Melansir Livestrong.com, berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam European Journal of Nutrition pada 2016, jumlah lemak dalam kelapa tidak mempengaruhi trigliserida, kolesterol, atau penanda risiko kardiometabolik lainnya.
Bahkan, mengonsumsi produk kelapa seperti santan sering terbukti dapat meningkatkan kolesterol "baik" dan mengurangi risiko penyakit jantung, Moms.
Akan tetapi, perlu Moms ingat bahwa santan mengandung lebih banyak lemak jenuh dibandingkan nutrisi lainnya.
Melansir Medical News Today, sudah ada beberapa studi yang mengaitkan konsumsi kaya lemak jenuh dengan meningkatkan kolesterol "buruk" dan risiko penyakit jantung.
Banyak dari studi yang sebenarnya tidak merekomendasikan santan sebagai makanan penurun kolesterol, lo.
Ditambah, The American Heart Association (AHA) yang juga merekomendasikan untuk menghindari makanan kaya lemak jenuh seperti santan yang bisa tingkatkan kolesterol "buruk", dan berujung pada meningkatnya risiko penyakit jantung.
Namun, studi berbeda menyebut bahwa lemak jenuh dari sumber yang berbeda akan berpengaruh pada tubuh dengan cara yang berbeda juga.
Tak hanya itu, genetik juga berperan dalam bagaimana seseorang memetabolisme lemak jenuh dan sejauh mana lemak ini akan berdampak pada kesehatan.
Hingga saat ini, masih banyak perdebatan tentang kandungan lemak jenuh pada santan dengan meningkatkan kolesterol dan risiko penyakit jantung.
Oleh karenanya, hal terbaik yang bisa Moms lakukan adalah menghindari konsumsi santan dalam menu makanan sehari-hari.
Apabila Moms mengonsumsi santan dalam jumlah besar, pastikan Moms juga menyertakan makanan yang mengandung lemak tak jenuh ganda, yang baik untuk kesehatan jantung.
Selain itu, Moms juga harus membatasi konsumsi lemak harian sebanyak 65 gram maksimal, termasuk tidak lebih dari 20 gram lemak jenuh per harinya.
Source | : | Medical News Today,Livestrong.com |
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR