Nakita.id - Peran ayah di dalam keluarga memang sangat penting bagi para Moms dan juga buah hati.
Bagaimana tidak? ayah sendiri memegang tanggung jawab yang besar.
Mulai dari mencari nafkah, melindungi aggota keluarga, hingga ikut mengasuh anak juga merupakan bagian dari tanggung jawab para ayah.
Peran ayah sendiri sama pentingnya dengan Moms dalam hal mengasuh anak.
Anak membutuhkan sosok ayah agar tumbuh kembangnya berjalan dengan optimal.
Akan tetapi, faktanya masih banyak ayah yang justru lalai menjalankan peran dan tanggung jawabnya di dalam keluarga.
Salah satunya peran sebagai pelindung anak yang seringkali dilupakan para ayah.
Di Indonesia sendiri kasus kekerasan pada anak lumayan tinggi.
Banyak anak yang merasa begitu tidak nyaman karena selalu mendapat kekerasan fisik dan verbal dari orangtuanya ketika berada di rumah.
Terutama di tengah Pandemi Covid-19 ini, kekerasan pada anak pun meningkat.
Sebagian besar Dads harus kehilangan pekerjaannya di tengah Pandemi Covid-19.
Padahal di sisi lain para Dads memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya.
Baca Juga: Agar Ayah Baru Mau Ikut Mengurus Anak, Begini Hal yang Harus Dilakukan Para Moms
Sehingga kebanyakan para Dads merasah khawatir dan tertekan.
Karena tekanan yang dirasakan tersebutlah berpotensi membuat para Dads lebih mudah emosi dan melakukan kekerasan pada anak ataupun istri.
Akan tetapi menurut Rohika Kurniadi Sari, SH., MSi, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan dan Lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, faktor yang membuat ayah berani melakukan kekerasan pada anak bukan dilandasi karena emosi saja.
Kebanyakan ayah yang berani melakukan kekerasan pada anaknya cenderung tidak mengadopsi pengetahuan berbasis hak anak.
"Ayah sebagai pelaku kekerasan ini pasti dipengaruhi dari tidak tumbuhnya keluarga yang mengadopsi pengetahunan berbasis hak anak," kata Rohika dalam peliputan khusus bersama Nakita.id, Jum'at (05/11/2021).
Menurut Rohika, setiap keluarga konsep pengasuhan itu memiliki nilai.
Jika terjadinya kekerasan pada anak artinya banyak keluarga yang belum memiliki nilai tersebut.
"Konsep pengasuhan bagi setiap keluarga itu punya nilai, ketika terjadinya kekerasan maka ini merupakan PR kita bersama bahwa masih banyak keluarga yang belum memiliki nilai, maka jika kita tidak putus mata rantai tersebut maka akan semakin banyak kasus kekerasan," sambung Rohika.
Baca Juga: Dijamin Bisa Bikin Suami Langsung Sadar, Berikut Cara Mengatasi Ayah yang Cuek Pada Anaknya
Rohika juga menjelaskan, apabila anak dibesarkan di keluarga yang tidak memiliki konsep atau nilai dengan baik maka anak tersebut tidak akan memiliki resiliensi.
Untuk mengatasi kekerasan pada anak Rohika menganggap bahwa semua pihak harus terlibat bukan hanya pemerintah saja.
"Pemerintah tidak bisa kerja sendiri, maka harus melibatkan semua pihak. Baik itu lembaga masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan keterlibatan media juga sangat penting," tutup Rohika.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR