BACA JUGA : Kegiatan Sepele di Rumah ini Ternyata Dapat Menjadikan Anak Cerdas!
Setiap interaksi sosial, sentuhan, ikatan, dan lain-lain bermanfaat bagi bayi.
Namun, peneliti menemukan ada korelasi antara ibu yang menanggapi secara sensitif vokalisasi bayi mereka dengan vokalisasi perkembangan.
Memungkinkan bayi untuk berpartisipasi dalam saling menanggapi "percakapan" dapat membantu ia untuk menjadi lebih terlibat, belajar tentang isyarat sosial, mengembangkan lebih banyak pemahaman tentang suara dalam bahasa kita, dan memberikan interaksi dan perhatian yang sangat baik untuk vokalisasi.
Kapan bayi mulai berbicara?
Salah satu cara untuk mengingatkan diri sendiri tentang pentingnya mendengarkan percakapan bayi adalah dengan menganggapnya memiliki cara berbicara sama dengan kita.
Sering kali kita mendengar tangisan adalah bentuk komunikasi bayi, namun dalam banyak hal, tangisan bisa jadi isyarat dan bentuk komunikasi yang terlambat.
BACA JUGA : Berdiri di Atas Tanah Seluas Satu Hektar, Begini Mewahnya Rumah Baru Uya Kuya!
Semakin kita menanggapi ucapan, celoteh, dan isyarat non-verbal (misalnya menggosok mata, menguap) semakin kita mengajarkan bayi tentang komunikasi di luar cara menangis.
Semakin kita merespons dengan kata-kata, gerakan wajah, dan lain-lain semakin anak belajar bolak-balik komunikasi (bahasa reseptif dan ekspresif).
Biasanya bayi mulai membuat suara-suara sekitar usia 6 minggu dan sampai 3 bulan untuk dapat mendengar suara vokal dan celotehan seperti "ahh" "iii" dan menggelegak seperti suara bayi usia 4-5 bulan.
Beberapa bayi mungkin mulai mengerti maknanya, tapi untuk sebagian besar bayi yang masih mengoceh tanpa memahami artinya, bayi kisaran usia 8-18 bulan nanti baru akan akan mulai mendengar kata.
Suara yang diucapkan dengan makna. Ibu mungkin akan cenderung mendengar kata "bah" dan lainnya.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR