Nakita.id - Apakah Moms senang mandi dengan air panas?
Hampir semua orang senang mandi dengan air panas, apalagi kalau cuacanya mendung atau hujan.
Mandi dengan air panas memang memiliki sederet manfaat untuk kesehatan dan kecantikan.
Namun, tahukah Moms? Keseringan mandi dengan air panas justru bisa merusak rambut dan kulit.
Maka, Moms perlu mengurangi kebiasaan ini.
Tapi, jika Moms tetap ingin mandi dengan air panas, inilah suhu idealnya, seperti yang dilansir dari KOMPAS.com.
Baca Juga: Benarkah Mandi Setelah Olahraga Bisa Mempercepat Pemulihan? Ini Penjelasannya
Baca Juga: Mitos vs Fakta Kehamilan, Benarkah Ibu Hamil Dilarang Mandi Pakai Air Panas? Ini Penjelasannya
Menurut dokter kulit di New York, AS, dr. Robert Anolik, air panas dengan suhu sekitar 36-40,5 derajat Celcius merupakan suhu ideal untuk mandi dengan air panas.
Karena, menurutnya, air bersuhu tinggi akan berbahaya bagi lapisan pelindung kulit.
"Pelindung kulit terdiri dari protein dan minyak kulit yang mencegah air menguap keluar dari kulit," tutur dr. Anolik.
"Skin barrier (pelindung kulit) adalah salah satu garis pertahanan pertama kita melawan infeksi dan polusi," tambahnya.
Selain merusak pelindung kulit, dr. Anolik juga mengungkapkan kalau air panas juga akan memicu peradangan.
"Air panas menyebabkan peradangan yang memicu gangguan pada skin barrier yang normal," terangnya.
"Suhu air yang tinggi juga dapat menghilangkan minyak alami kulit yang penting untuk mempertahankan kelembapan," lanjutnya.
Selain dari suhunya, Moms juga perlu memperhatikan ini juga ketika mandi dengan air panas.
1. Cuaca dingin
dr. Anolik menjelaskan bahwa ketika cuaca di luar terasa dingin, maka kelembaban di permukaan kulit akan menguap.
Hal inilah yang akan membuat kulit menjadi kering.
"Mandi air panas lebih disukai ketika kita ingin melawan hawa dingin, tetapi kita sama saja melemahkan skin barrier dua kali lipat sehingga kulit tampak lebih kering dan tidak menarik," ungkapnya.
2. Pemakaian sabun
Sabun memang berperan besar dalam membersihkan kulit yang kotor dan terkontaminasi.
Tapi, percaya atau tidak? Sabun ternyata juga mempengaruhi kondisi kulit kita, Moms.
Jika Moms menggunakan sabun yang mengandung bahan keras serta memiliki tingkat pH yang tinggi, kulit akan kering, serta kehilangan minyak alami dan bakteri sehat.
Juga, akan mengganggu fungsi skin barrier sendiri, Moms.
Sebagai gantinya, gunakan sabun yang lembut dengan pH seimbang.
"Sabun yang lembut memiliki pH sekitar 5,5-7 yang lebih dekat ke kulit, dan jauh lebih bisa ditoleransi kulit saat mandi," terang dr. Anolik.
Baca Juga: Bisa Berefek Berbahaya untuk Kesehatan Tubuh, Ini Tips Memilih Sabun Mandi yang Tepat untuk Kulit
3. Penting untuk menghidrasi kulit setelah mandi
Setelah mandi, dr. Anolik juga menyarankan untuk mengeringkan tubuh dan mengoleskan pelembab.
Ada dua kategori yang bisa dipertimbangkan dalam memilih pelembab tubuh, yakni humektan dan emolien.
"Pelembab humektan menarik air ke permukaan kulit dan mengandung bahan-bahan seperti asam hialuronat dan gliserin. Bahan ini lebih memudahkan kulit untuk bernapas dan tidak menyebabkan jerawat," jelasnya.
Bahkan, jika diperlukan, dr. Anolik juga menyarankan pelembab emolien yang dapat menahan air di kulit.
Menurutnya, emolien adalah senyawa berminyak dengan bahan dasar petroleum jelly yang baik digunakan di lengan dan kaki, terutama saat kulit dalam kondisi kering.
Semoga bermanfaat ya, Moms!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR