Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter perlu melakukan pemeriksaan USG Doppler atau kardiotokografi untuk mengukur volume cairan ketuban.
Selain itu, tes juga dilakukan untuk mengetahui ada kelainan pada janin atau tidak.
Misalnya penyumbatan saluran kemih atau perkembangan abnormal janin.
Kekurangan cairan ketuban sangat riskan pada ibu hamil yang mengalami komplikasi selama kehamilan seperti dehidrasi, pre-eklamsia semasa hamil dan adanya masalah plasenta.
Ibu yang mengandung janin kembar juga berisiko mengalami kondisi ini, disebabkan bayi kembar berbagi plasenta yang sama.
BACA JUGA: Waspadai Kelainan Plasenta, Berikut Ciri-Cirinya dan Pencegahannya!
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Source | : | momjunction.com |
Penulis | : | Erinintyani Shabrina Ramadhini |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR