Nakita.id - Apakah Moms tahu gaya hidup sustainable (berkelanjutan)?
Akhir-akhir ini, banyak orang yang semakin penasaran dengan gaya hidup satu ini, dan ingin mencoba menerapkannya di keluarga.
Sebagai informasi, gaya hidup berkelanjutan adalah sebuah gaya hidup yang membatasi penggunaan produk yang dapat merusak lingkungan, dan menggantinya dengan yang ramah lingkungan.
Ada banyak bentuk gaya hidup berkelanjutan yang bisa Moms coba terapkan di keluarga.
Salah satunya bisa dimulai dari pola makan yang Moms dan orang-orang di rumah lakukan setiap hari.
Tahukah Moms? Makanan yang kita hasilkan setiap harinya selalu terbuang begitu saja.
Hal ini ditunjukkan dalam sebuah laporan Economist Intelligence Unit, yang menyebut bahwa Indonesia merupakan penyumbang sampah makanan terbesar nomor 2 di dunia, dimana per tahunnya menyumbang sampah sebanyak 1,3 miliar ton.
Terlebih sayuran dan buah-buahan, dua bahan makanan yang paling sering terbuang.
Dari proses penanaman, distribusi, hingga sampai ke piring kita masing-masing.
Baca Juga: Hanya Butuh Waktu Sebentar, Anak Langsung Mau Konsumsi Sayur dengan Tips Ampuh Satu Ini
Dalam acara peluncuran kampanye Electrolux "MAKE IT LAST", Fildzah Amalia selaku PR Manager Zero Waste Indonesia juga memaparkan beberapa penyebab makanan sering terbuang lainnya.
Diantaranya adalah perilaku mengambil makan dalam porsi banyak, penyimpanan makanan yang kurang baik, preferensi konsumen dalam berbelanja, dan gaya hidup gengsi (memasak makanan secara berlebihan).
Bahkan ironisnya, menurut Fildzah, 90,90% lebih masyarakat Indonesia di atas umur 5 tahun masih kekurangan nutrisi dari sayuran dan buah-buahan.
"Padahal, WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) sendiri juga menyarankan supaya manusia dewasa tuh kalau bisa mengonsumsi setidaknya 400 gram sayuran dan buah-buahan dalam makanan kita sehari-hari," ujar Fildzah.
Tak hanya itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyarankan porsi sayur adalah sepertiga piring, atau setara dengan 150 gram sekali makan.
Lalu, porsi buah adalah sepertiga dari setengah piring, atau setara dengan 150 gram sekali makan.
Baca Juga: Nana Mirdad Doyan Banget Konsumsi Sayur Kale, Ternyata Ini Segudang Manfaatnya yang Tak Terduga!
Apa yang Bisa Dilakukan?
Peggy Anastasia selaku Marketing Head Electrolux Indonesia membagikan beberapa tips untuk bisa memulai gaya hidup berkelanjutan di rumah.
Pertama, Moms bisa mulai mengurangi limbah makanan yang ada di rumah.
"Kita bisa memaksimalkan bahan-bahan makanan yang ada. Yang sudah kita beli tuh, kita harus tanggung jawab," jelas Peggy.
"Jadi, pada saat kita mau beli, kita memang harus berpikir dulu," lanjutnya.
Kedua, Moms bisa mulai mengurangi konsumsi daging perlahan-lahan, dan mulai memperbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan.
Pasalnya, menurut Peggy, limbah dari produksi daging olahan mengandung banyak karbon dioksida.
Sementara, sayuran dan buah-buahan, selain bernutrisi dan menyehatkan, juga berdampak baik untuk lingkungan.
Peggy juga mendorong orang-orang untuk lebih mengeksplor resep baru dan kreatif untuk mengolah sayuran dan buah-buahan menjadi makanan yang tak hanya enak dan sehat, tapi juga berdampak baik untuk lingkungan.
Mewujudkan kampanye "MAKE IT LAST", Electrolux berkolaborasi dengan Zero Waste Indonesia untuk menginspirasi masyarakat menjalani gaya hidup dan pola makan lebih berkelanjutan serta mencegah limbah makanan.
Sejak bulan Oktober 2021, Electrolux telah meningkatkan kesadaran terhadap pola makan berkelanjutan di platform digital dan membuat gerakan #banyakinsayurnya.
Selain peluncuran kampanye, Electrolux juga memperkenalkan rangkaian produk UltimateTaste.
Produk ini dilengkapi dengan berbagai fitur canggih untuk mendukung konsumen dapat memanfaatkan sumber daya makanan secara lebih efisien saat memasak, juga menawarkan solusi pengawetan makanan yang membantu mengurangi limbah
makanan dan memastikan kualitas makanan.
Produk ini sangat membantu Moms yang ingin mencoba menerapkan gaya hidup berkelanjutan di keluarga.
Apakah Moms tertarik mencobanya?
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR