Nakita.id - Bicara soal mitos vs fakta kehamilan, kesuburan perempuan menjadi hal yang kerap dibahas.
Banyak yang masih berpikir kalau kehadiran anak murni berasal dari kesuburan perempuan.
Tapi pada faktanya, kesuburan laki-laki atau sang suami juga sama pentingnya dalam memeroleh anak.
Bicara tentang hal itu, sejumlah hal ini disebut bisa mengurangi atau mengganggu kesuburan perempuan.
Menurut Sam Thatcher, MD, seorang ahli endokrin reproduksi di Center for Applied Reproductive Science di Johnson City, Tennessee.
Bagi perempuan yang sehat, puncak kesuburan di usia pertengahan 20-an, mulai menurun pada usia 27, lalu penurunan lagi sekitar usia 37, ungkap dokter tersebut.
Namun, beberapa hal lain pun sering juga dikaitkan dengan kesuburan dan kehamilan, padahal tidak memiliki dasar.
Melansir dari Parents, berikut sejumlah mitos vs fakta kehamilan tentang kesuburan perempuan.
1. Memilih kontrasepsi memengaruhi kesuburan
Kedengarannya seperti lelucon yang kejam, tapi memang benar, kata Dr. Holmes.
Metode kontrasepsi yang digunakan wanita juga bisa berdampak pada konsepsi.
Wanita yang menggunakan suntikan progesteron Depo-Provera mungkin harus menunggu kesuburan normal untuk dilanjutkan setelah mereka berhenti menggunakan obat tersebut selama enam sampai sembilan bulan atau bahkan satu tahun.
Jika Moms berhenti mengonsumsi pil KB, pastinya perlu waktu untuk membuat tubuh menjadi subur.
Terlepas dari kemungkinan peningkatan kehamilan setelah menghentikan pilnya, Dr. Holmes masih merekomendasikan sebagian besar pasiennya untuk menghentikan konsumsi pil dari dua atau tiga bulan sebelum mencoba untuk hamil.
Kontrasepsi oral pun memiliki penurunan risiko penyakit yang membahayakan kesuburan, seperti endometriosis, PID, dan kehamilan ektopik.
2. Posisi seksual tidak memengaruhi kecepatan kehamilan
Tidak ada penelitian yang memastikan bahwa satu posisi lebih efektif daripada yang lain dalam mencapai kehamilan.
Sebenarnya, sperma bisa ditemukan di kanalis serviks sesaat setelah ejakulasi, terlepas dari posisinya.
Namun posisi optimal bervariasi karena setiap tubuh wanita berbeda.
Mungkin ada sedikit keuntungan untuk berbaring sekitar setelah melakukan hubungan intim untuk menjaga sperma di dalam tubuh Moms, kata Dr. Thatcher.
3. Berat badan berpengaruh pada kesuburan
Faktanya, berat badan pun menjadi faktor kesuburan seseorang berdasarkan hasil penelitian.
Hal itu karena kelebihan berat badan bisa mengubah hormon kimia dan membantu mencegah ovulasi.
Lebih dari 70 persen wanita hamil secara spontan begitu mereka mencapai parameter berat badan yang sehat.
Dokter mempertimbangkan indeks massa tubuh (BMI) antara 19 dan 25 ideal.
Tak hanya kesuburan, kehamilan pun biasanya dipengaruhi oleh berat badan ibu.
Menurut March of Dimes, wanita dengan berat badan berlebih yang hamil berisiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi dan diabetes terkait kehamilan, dan wanita dengan berat badan lebih rendah cenderung melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
Namun, ini bukan satu-satunya faktor ya Moms.
Baca Juga: Mitos VS Fakta Kehamilan Mengenai Ibu Hamil Dilarang Makan Makanan Manis, Begini Penjelasannya
4. Diet tidak memengaruhi kesuburan
Tidak ada diet ajaib yang akan meningkatkan peluang sperma bertemu telur.
Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi makanan tinggi nutrisi dan serat dan mengurangi konsumsi makanan olahan.
Ini juga penting bagi pasangan yang mencoba mengandung untuk mengonsumsi asam folat untuk membantu mencegah cacat lahir dan dapat memperbaiki jumlah sperma.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Parents |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR