Nakita.id - Mual dan muntah selama kehamilan disebut juga dengan istilah morning sickness.
Mual dan muntah pada ibu hamil adalah kondisi umum yang bisa terjadi kapan saja yang berlangsung pada trimester pertama, tapi tenang saja karena hal itu tidak membahayakan janin.
Hanya umumnya, kondisi itu dapat memengaruhi kebiasaan hidup ibu, termasuk kemampuan untuk bekerja atau melakukan aktivitas normal sehari-hari.
Melansir ACOG, mual dan muntah paling sering terjadi selama trimester pertama dan biasanya dimulai sembilan minggu setelah pembuahan sel telur.
Gejala mual dan muntah membaik untuk sebagian besar ibu hamil pada pertengahan hingga akhir trimester kedua.
Namun, mual dan muntah selama kehamilan dapat berkembang parah menjadi hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum adalah istilah untuk bentuk mual dan muntah yang paling parah selama kehamilan.
Ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum bisa memerlukan perawatan di rumah sakit untuk menghentikan kondisi mual dan muntah yang parah serta memulihkan cairan tubuh yang dibutuhkan.
Mual dan muntah pada ibu hamil jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan bahaya bagi ibu hamil.
Berikut beberapa bahaya yang bisa terjadi pada ibu hamil jika sudah dehidrasi karena terus mual dan muntah.
1. Suhu Tubuh Terlalu Panas
Suhu tubuh normal pada manusia biasanya sekitar 36-37 Celcius.
Jika dalam kondisi hamil, suhu tubuh lebih mudah naik atau kepanasan.
Hal tersebut karena tubuh ibu hamil mengeluarkan energi panas ekstra yang membuatnya berkeringat lebih banyak.
Jika ibu hamil tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, maka panas tubuh tidak mereda.
2. Sakit Kepala
Dehidrasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita sakit kepala, pusing, dan tekanan darah rendah.
Sementara, ibu hamil sangat tidak dianjurkan bergantung pada obat-obatan kimia.
Salah satu cara mencegah bahaya dehidrasi ini adalah dengan menjaga tubuh ibu hamil tetap terpenuhi kebutuhan cairannya.
Dianjurkan setidaknya ibu hamil minimal mengonsumsi air sekitar 2,4 liter per hari.
Cukupi kebutuhan air per harinya dapat mencegah ibu hamil dari dehidrasi yang mengakibatkan sakit kepala.
3. Cacat Lahir
Mual dan muntah yang menyebabkan ibu hamil hingga dehidrasi ternyata bisa berakibat cacat lahir.
Maka dari itu, Moms harus rajin mengonsumsi air putih, karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kelahiran bayi.
Hal ini terjadi karena jumlah cairan ketuban dalam rahim dipengaruhi langsung oleh seberapa banyak air yang diminum ibu hamil.
Jika cairan ketuban terlalu rendah, bayi tidak akan tumbuh dengan baik, dan bahkan dapat mengalamai cacat lahir yang sebenarnya dapat dicegah.
4. Lahir Prematur
Selama trimester kedua dan ketiga, ibu hamil yang mengalami dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi dini dan bahkan kelahiran prematur.
Saat ibu hamil mengalami dehidrasi, volume darah meningkat, sehingga dapat meningkatkan jumlah hormon oksitosin dalam tubuh.
Oksitosin adalah hormon yang memainkan peran penting dalam fungsi reproduksi wanita, mulai dari aktivitas seksual hingga persalinan dan menyusui.
Meningkatnya hormon oksitosin inilah yang memungkinkan terjadinya persalinan dini.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | acog.org |
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR