Misalnya anak suka sekali bernyanyi, namun suaranya tidak terlalu bagus untuk menjadi seorang penyanyi profesional.
Moms dan Dads sebaiknya jangan membatasi mereka, lantaran merasa anak tak punya potensi dan khawatir akan gagal.
Nah, cara yang bisa Moms dan Dads lakukan adalah mengenalkan experiential learning pada anak.
Stephanie menjelaskan, experiential learning bisa melalui proses praktik, refleksi dan diskusi.
Dijelaskan, dengan praktik anak bisa menangkap 70 persen daripada hanya menonton atau membaca.
Orang tua bisa memfasilitasi semua aktivitas dan kegiatan untuk dicoba oleh anak.
"Kalau enggak pernah dicoba, bagaimana Moms dan Dads bisa tahu anaknya ternyata bisanya apa dan sukanya apa?" kata Stephanie.
Namun ingat, tak semua anak bisa langsung menemukan minat dan bakatnya dalam sekali coba.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR