Kemudian, orangtua juga perlu mengajarkan anak bagaimana bisa membentuk defense mechanism (mekanisme pertahanan diri).
"Nah, mekanisme pertahanan diri saat situasi yang tidak nyaman itu terjadi. Karena, kebanyakan kan kalau buat penculikan itu bukan lagi diiming-imingi ya. Tapi lebih kepada misalnya tiba-tiba diangkut, atau melihat anak sendirian, tiba-tiba dibawa," jelas Ratih.
"Jadi, anak mungkin bisa berteriak atau melakukan pembelaan diri," ujarnya.
Terakhir, yang tak kalah penting, orangtua tetap harus melakukan pemantauan dan pengawasan.
"Jangan kita (orangtua) justru memberikan contoh pada anak kita bahwa semua orang itu aman. Pemahaman ini yang pasti akan dipahami oleh anak bahwa, 'Oh, mama ngobrol kok sama orang asing. Jadi berarti orang asing itu aman'," tegas Ratih.
"Kita harus memberikan pemahaman kepada anak bahwa enggak semua orang asing itu bisa kita ajak untuk akrab," tutupnya.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR