Nakita.id - Masa-masa memberikan makan kepada anak bisa dikatakan jadi salah satu hal yang paling menantang.
Bagaimana tidak, proses memberi makan tidak hanya menguras tenaga saat persiapan bahan masakan, namun juga emosi terkuras serta menguji kesabaran saat menyuapi.
Pada saat Si Kecil memulai awal masa MPASI tentu Moms excited, kan?
Mulai dari berbelanja peralatan makan, memilih metode makan hingga proses membuat menu.
Anak yang saat itu mengalami hal baru yakni menerima makanan padat pertamanya juga pasti antusias dan lahap.
Namun seiring bertambahnya usia, dan jenis masakan yang cenderung monoton, ada kalanya minat anak terhadap makanan menurun.
Si Kecil mulai bosan atau bahkan hingga berujung ke Gerakan Tutup Mulut (GTM).
Wajarkah ini?
Apa moms perlu khawatir?
BACA JUGA :Si Kecil Lakukan Gerakan Tutup Mulut, Natasha Desiree Lakukan Hal Ini
Kalau dari yang saya alami Moms, anak saya Harvey mulai 'banyak gaya dan banyak permintaan' ketika makan di saat usia 12 bulan.
Belum habis makanannya dia sudah tidak betah duduk di baby high chair-nya.
Minta turun dan ingin bermain, saya yang saat itu tegas berulang-ulang coba memaksakan Harvey untuk kembali ke kursinya.
Tapi percuma saja moms, karena sekalipun dia sudah duduk, Harvey bersikeras menutup mulut atau menggelengkan kepala.
Akhirnya saya harus berhenti memberi makan sebentar, dan memberi jeda bagi Harvey turun ke lantai dan bebas bermain.
Kira-kira 5 menit saya mencoba mengajak Harvey untuk duduk di kursinya lagi dan makan, namun kali ini dengan sedikit trik.
Jadi saya memberikan dia mangkok dan sendok serta sedikit makanan terdiri dari nasi putih, wortel atau brokoli, ternyata cara ini berhasil, Moms!
BACA JUGA :Rahasia Perempuan Korea Agar Kulit 'Glowing' Ini Murah dan Mudah!
Harvey merasa punya porsi makannya sendiri, dia pun berusaha menyendoki makanannya dan menyuapi saya.
Sesekali dia menyuapi dirinya sendiri, meskipun cara ini mirip BLW tapi dengan catatan kita juga membantu menyuapi anak agar porsinya mencukupi kebutuhan anak.
Di usia 12 bulan koordinasi tangan anak belum sempurna untuk bisa menyuap dengan baik, sementara makanannya yang ada kuah (tidak selalu bentuk padat) sulit untuk disuap sendiri.
Bisa dibilang cara ini kombinasi antara metode makan konvensional dan BLW.
Saya juga bervariasi dengan tidak selalu mengajak anak makan di dalam rumah, ada kalanya sambil naik stroller di halaman depan.
Selain udara yang segar pemandangan juga membuat mood anak baik dan happy.
BACA JUGA :Minum Jus Jahe dan Wortel Setiap Hari, Khasiatnya Tak Terduga
Tips lainnya, pada saat menyuapi anak makan, berilah contoh dengan makan di sampingnya.
Bisa dilakukan di meja makan saat bersama anggota keluarga lainnya, cara ini juga berhasil di Harvey.
Dia jadi merasa tidak sendirian dan mencontoh dari orang dewasa yang dia lihat sedang makan di meja makan.
Namun saya menghindari memutarkan video dari gadget saat anak makan, karena akan menjadi kebiasaan buruk.
Lalu, si anak jadi tidak menyadari proses makan itu sendiri karena ada pengalihan video.
Kalau Moms mau memberikan sedikit mainan di meja anak usahakan mainan berbentuk fisik, bukan digital.
BACA JUGA :Diledek Warnanya Mirip Angkot, Harga Mobil Mewah Milik Sule Ternyata Fantastis
Bagaimana dengan porsi makan?
Tidak ada porsi makan yang menjadi patokan moms.
Jika hari ini anak habis 120 ml bukan berarti jika besok dia makan hanya 90 ml, lalu anak jadi tidak kenyang.
Perlu moms tahu ukuran perut anak itu hanya sebesar kepalan tangannya, jadi kalau makanan yang masuk sudah menyerupai ukuran kepalan tangannya artinya sudah cukup kenyang bagi anak.
Jangan sampai Moms memaksakan makanan yang sudah dimasak harus habis, hanya karena kita sudah lelah menyiapkannya.
Jangan sampai ego kita justru mengakibatkan hal yang fatal ke anak ya, Moms.
Untuk anak usia 6-12 bulan sebenarnya 6-12 sendok makan saja sudah cukup.
Jangan memberikan anak makan saat posisinya tidak ideal, Si Kecil harus duduk tegak.
Sebab, kalau anak sedang berbaring atau menyender miring dia akan kesulitan menelan.
BACA JUGA :Intip Cincin Berlian Para Artis Bollywood, Mewah Berharga Fantastis!
Kalau anak tidak makan apa boleh diganti dengan susu saja?
Nah pertanyaan ini banyak datang dari Moms yang khawatir anaknya akan kurang gizi kalau tidak ada pasokan makanan yang masuk, atau mungkin hanya sedikit.
Kembali lagi ke usia anak, dari pengalaman saya anak di usia 6 sampai 12 bulan memang masih memiliki porsi minum susu tapi bukan berarti makanan padat bisa digantikan oleh susu saja.
Karena anak di atas 6 bulan sudah perlu makanan pendamping untuk kebutuhan kalorinya.
Jika anak meminta susu berilah sesuai dengan takaran normalnya.
Karena jika Moms memberikan tambahan susu di luar jadwal minum susunya (untuk pengganti makanan) maka anak akan terbiasa minum saja, padahal tentu kita mau anak juga "naik kelas" dan bisa makan makanan padat, kan?
Jangan memberi makan dalam waktu yang panjang.
Dalam setengah jam saja anak sulit untuk diberi makan, maka jangan dipaksa terus karena akan menimbulkan trauma pada anak.
Apalagi kalau anak sampai menangis histeris.
BACA JUGA :Tetap Sehat Meski Banyak Lakukan Aktivitas, Inul Daratista Bagikan Tipsnya
Ada teman saya yang akhirnya anaknya trauma melihat sendok karena sering dipaksa makan, akhirnya menyembuhkan trauma anak jadi PR berikutnya.
Jadi jangan sampai itu terjadi ya, Moms.
Pastikan juga anak tidak mengantuk pada saat pemberian makanan.
Moms bisa menyiasati dengan memberikan makanan yang bervariasi kepada anak, jika sudah bosan dengan beras, berikan gandum, atau kentang, atau ubi atau mie atau bihun.
Menu pun bisa diberikan berkuah, tumisan, panggang atau yang dikukus.
Bila selama ini belum menggunakan garam atau gula moms sudah bisa mulai menambahkan garam, gula, kecap bahkan keju untuk menambah cita rasa.
BACA JUGA :Inilah Cara Menghindarkan Bayi Dari Bahaya Tersedak dan Jatuh
Ketika anak tidak mau makan utama, bisa dicoba dengan memberikan cemilan seperti kue, roti atau biskuit.
Dan jika anak tidak bisa makan dalam porsi banyak, berikanlah makanan dalam porsi lebih sedikit namun lebih sering.
Kapan moms perlu khawatir?
Jika berat dan tinggi badan anak tidak bertambah setelah beberapa bulan, hati-hati stunting.
Dan juga Moms harus khawatir jika anak hanya mau minum susu saja meskipun usia sudah di atas 12 bulan.
Bila mengalami hal ini Moms bisa berkonsultasi dengan dokter anak ahli gizi.
Yang perlu diingat anak tidak akan selamanya GTM, nanti masa-masa sulit ini akan berlalu.
Jadi jangan patah semangat, Moms!
BACA JUGA :MPASI Kaya Protein 7-9 Bulan : Tim Salmon Kacang Hijau Telur
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Kusmiyati |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR