3. Laki-laki Harus Berkelahi
Toxic masculinity menempatkan laki-laki sebagai manusia yang harus agresif.
Bagi beberapa orang tua, hal ini merupakan hal yang biasa dilakukan oleh anak laki-laki ketika bertengkar dan biasanya hanya mengatakan “namanya juga anak laki-laki”.
Padahal cara yang baik saat anak menyelesaikan masalah adalah dengan cara diplomatis, anak juga harus diajarkan cara membela diri sendiri dengan tepat.
Bila berkelahi terus dilanggengkan, mereka akan menjadi orang yang mungkin melakukan tindak kekerasan.
4. Laki-laki Harus Bisa Olahraga
Moms hal ini merupakan yang sering terjadi pada anak di sekolah.
Setiap anak memiliki bakat dan minat masing-masing.
Memaksakan anak yang minatnya ada di bidang sains, teknologi, seni, atau bahasa untuk menyukai bidang olah raga sama saja membatasi anak untuk berkembang.
Hal ini akan membuat mereka tidak mengenal diri mereka sendiri dan tidak mampu mengoptimalkannya kemampuannya.
Moms dan Dads perlu memberi tahu anak bahwa menunjukan apa yang sedang mereka rasakan seperti marah, kecewa, bahagia bahkan menangis merupakan hal yang wajar.
Tidak suka berkelahi dan tidak suka olahraga juga merupakan hal yang wajar, karena semua orang memilki kemampuan dan batas diri yang berbeda-beda.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Debora Julianti |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR