Nakita.id - Vaksin Zifivax telah memperoleh emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM RI) pada 7 Oktober 2021.
Bahkan, vaksin Zifivax termasuk vaksin yang suci dan halal sesuai dengan Fatwa MUI Nomor 53 Tahun 2021.
Hal inilah yang membuat vaksin Zifivax sangat cocok untuk masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Sebagai informasi, vaksin Zifivax merupakan vaksin Covid-19 produksi perusahaan di China, Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.
Kabarnya, vaksin ini diklaim dapat memberi perlindungan terhadap infeksi varian Omicron.
Lantas, benarkah demikian?
Melansir Kompas (23/12/2021), hal ini tentu benar, Moms!
Menurut Direktur Pemasaran dan Kemitraan PT JBio, DR. dr. Chairuddin Yunus, M.Kes mengatakan, vaksin Zifivax merupakan vaksin rekombinan atau sub unit protein.
Artinya, platform vaksin ini diambil dari spike glikoprotein atau bagian kecil virus yang akan memicu kekebalan tubuh saat disuntikkan ke tubuh manusia.
"Selain hasil penelitian booster yang sangat memuaskan, Zifivax juga memiliki efektivitas perlindungan yang baik terhadap varian Omicron," ujar dr. Chairuddin.
dr. Chairuddin juga menyampaikan, Institute of Microbiology of the Chinese Academy of Sciences (IMCAS), lembaga penelitian mikrobiologi terbesar di Tiongkok, telah mengorganisir dan melakukan pengujian terhadap serum darah subyek yang telah mendapatkan dosis lengkap vaksin Zifivax.
Serum darah subyek kemudian diuji terhadap pseudovirus Corona Varian Omicron atau virus Omicron.
"Hasil penelitian yang dilakukan IMCAS menunjukkan 78% serum subyek memiliki neutralizing antibody terhadap pseudovirus Omicron. Adapun titer neutralizing antibody terhadap pesudovirus omnicron dan hanya menurun sedikit dibandingkan dengan neutralizing antibody terhadap original wuhan strain," jelasnya.
Selain efektif melindungi dari varian Omicron, dalam uji klinis fase III yang melibatkan 29.000 orang subyek, vaksin Zifivax menunjukkan efikasi yang baik terhadap banyak varian virus Covid-19 lainnya.
Di antaranya adalah varian Alfa sebesar 92,93%, Gamma sebesar 100%, Delta sebesar 77,47%, dan Kappa sebesar 90%.
Peneliti utama uji klinis fase III vaksin Zifivax Universitas Padjadjaran, dr. Rodman Tarigan Sp.A(K), M.Kes mengatakan, dari hasil uji klinis fase III yang dilakukan terhadap 2.000 relawan di Bandung dan 2.000 relawan di Jakarta, efikasi vaksin ini sebesar 81,51%.
"Efikasi untuk orang usai 18-59 tahun sebesar 81.51%, sedangkan di atas 60 tahun efikasinya 87,58%," kata dr. Rodman.
Angka efikasi ini telah melampaui rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni di atas 50%.
Selain memberi perlindungan terhadap varian Omicron, vaksin Zifivax juga memiliki kemampuan meningkatkan netralisasi antibodi (neutralizing antibody) jika digunakan sebagai vaksin booster.
Hal ini ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan di National Center for Infectious Diseases, Beijing Ditan Hospital, Capital Medial University Beijing.
Sebanyak 163 tenaga medis yang telah divaksinasi dengan 2 dosis vaksin Inactivated SARS-CoV-2 sekitar 4-8 bulan yang lalu diberikan vaksinasi booster berupa vaksin placebo, inactivated, dan Sub Unit Rekombinan (Zifivax).
Kemudian, dibandingkan hasilnya dan keamanannya.
"Kesimpulannya, penggunaan vaksin Subunit Rekombinan (Zifivax vaksin) sebagai booster menunjukkan tingkat neutralizing antibody yang jauh lebih tinggi dibandingkan subjek yang divaksinasi dengan Vaksin Inactivated sebagai booster pada semua jenis variant of concern (VOC) SARS-CoV-2," jelasnya.
Artikel ini sudah tayang di Kompas dengan judul Vaksin Zifivax Diklaim Berikan Perlindungan terhadap Varian Omicron
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR