Nakita.id - Apa jadinya jika si Kecil sudah bisa menghasilkan uang sendiri?
Mungkin Moms belum memikirkan soal kemampuan anak yang satu ini.
Namun, jika Moms mendengar cerita seorang anak kelas 4 Sekolah Dasar ini, barangkali Moms ingin mencobanya.
Viral di Twitter, seorang anak kelas 4 SD menjual karya lukisannya di sebuah toko onlnie.
Kisah ini dibagikan oleh seorang warganet dengan username @WRahMada.
Dari unggahan pengguna Twitter ini, anak kelas 4 SD yang belum diketahui namanya ini menjual berbagai macam gambar hewan hasil karyanya.
Pengguna Twitter @WRahMada mengakui keberanian anak kelas 4 SD tersebut untuk menjual karya lukisannya di toko online.
"Sukses jualannya, ya, dek. Latih terus mentalmu, itu yang membentuk dirimu nanti," tulis akun Twitter @WRahMada, 23 Desember 2021.
Unggahannya ini ternyata menarik perhatian banyak orang.
Hingga hari ini, 24 Desember 2021, unggahan ini sudah disukai oleh lebih dari 57 ribu orang.
Tak sedikit juga yang mengapresiasi keberanian anak yang menjual lukisannya dari toko yang bernama 'Toko_gambar' di sebuah marketplace ini.
Inilah yang bisa disebut dengan kegiatan entrepreneurship atau kewiraswastaan.
Tak ada salahnya, lo, Moms mengajarkan anak mengenai kemampuan yang satu ini.
Apalagi jika anak sedang gemar mengeksplor dirinya dan berkenalan dengan berbagai macam kegiatan.
Maka dari itu, Moms harus mengetahui caranya mengenalkan anak dengan dunia kewiraswastaan.
Mungkin Moms akan berpikir, di usia sekolah dan prasekolah, rasanya belum tepat untuk mengenalkan anak dengan perihal uang dan kewiraswastaan.
Namun, jika belum dicoba, mungkin Moms tidak akan mengetahuinya.
Mengenalkan anak pada entrepreneurship bukan berarti berusaha untuk membuatnya menghasilkan uang sedari dini, lo, Moms.
Itu bukanlah tujuan kewiraswastaan yang tepat.
Dengan mengenalkan kewiraswastaan sedari dini, tentunya Moms akan mengenalkan perihal uang pada anak.
Dari sini, Moms juga bisa mengajarinya tentang kebutuhan dan keinginan.
Karena bagaimana uang bekerja didasari oleh dua hal tersebut.
Hal ini akan amat sangat berguna, di kemudian hari jika anak ingin membeli sesuatu dengan uang tabungannya sendiri.
Anak tentu akan bisa berpikir, apakah yang akan dibeli ini merupakan kebutuhan atau hanyalah keinginan.
Tak hanya itu, dengan jiwa kewiraswastaan, anak bisa membangun empati terhadap orang lain.
Dengan begitu, anak bisa mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh orang lain.
Selain itu, tentunya, dengan mengajarkan kewiraswastaan, anak akan belajar banyak dari kegagalan.
Dari sinilah jiwa ketekunan mampu bertumbuh.
Akan senang bukan, jika anak memiliki sifat yang pantang menyerah dan selalu berusaha yang terbaik.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui Moms sebelum ajarkan anak tentang kewiraswastaan.
1. Biasakan diskusi
Tidak semua yang bisa dijual adalah produk barang.
Bisa saja berupa jasa, misalnya membersihkan mainan atau mengajak anjing peliharaan jalan-jalan.
Pastikan Moms diskusikan pada anak, apa yang bisa ia lakukan.
Sesuaikan juga dengan alat apa yang dimilikinya.
Jika anak ingin mencoba hal baru yang belum pernah ia coba, jangan langsung ditolak, Moms.
Dengarkan dahulu apa yang menjadi pemikirannya.
Salah satu yang dibutuhkan dalam diskusi adalah kemampuan orangtua untuk mendengarkan.
Setelah itu, apabila dirasa anak mengalami kesulitan, barulah Moms memberikan alternatif lain pada anak.
Baca Juga: Cara Dads Berperan Sama Membantu Membangun Kebiasaan Belajar Anak Secara Efektif, Ikuti Yuk
Berdiskusi adalah salah satu cara untuk mengembangkan kreativitasnya.
Dengan mencari ide-ide baru, dari situlah anak barangkali bisa menekuni apa yang menjadi kesenangannya.
2. Ajarkan mengenai ketekunan
Amat sangat dibutuhkan ketekunan dalam mengajarkan anak soal kewiraswastaan.
Sebab, akan ada kalanya percobaan yang pertama belum tentu berhasil.
Diperlukan beberapa kali percobaan sehingga bisa mengetahui trik keberhasilannya.
Mengajarkan ketekunan mungkin sedikit mengerikan bagi Moms.
Apalagi jika anak harus menghadapi kegagalannya.
Namun, justru dengan ketekunan inilah anak mampu untuk menemukan passion atau kemampuan yang cocok untuknya.
Tak masalah jika anak merasa bersedih saat percobaan pertamanya gagal.
Anak akan memahami bahwa kegagalan merupakan hal yang biasa.
Yang terpenting adalah bagaimana ia kembali bersemangat dan ingin mencobanya kembali.
Dengan begitu, akan mudah terbentuk pola pikir bertumbuh (growth mindset) dan ketekunan.
3. Market research juga penting
Jika mendengar kata yang satu ini, mungkin terdengar asing.
Namun, setiap wiraswasta pemula wajib tahu mengenai istilah ini.
Dengan market research Moms dan si Kecil bisa mengetahui apa saja yang sedang disukai dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Maka Moms dengan mudah bisa merancang bagaimana seharusnya Moms dan anak mengemas usaha yang diinisiasi oleh anak.
Tak usah yang muluk-muluk, Moms.
Market research bisa dilakukan cukup dengan menanyakan orang terdekat atau googling mengenai apa yang sedang hype akhir-akhir ini, sudah bisa termasuk sebagai market research.
Itulah Moms yang bisa dilakukan untuk membimbing anak dalam perihal kewiraswastaan.
Siapa tahu, ini adalah kemampuan anak yang selama ini terpendam.
Melatihnya tentang entrepreneurship ini juga membuatnya berpikir kritis dan memiliki ketekunan.
Dengan kegiatan ini juga anak bisa mengetahui mana saja yang merupakan kebutuhan dan keinginan.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Source | : | LifeHack,CNBC,Verywell Family,Ourxplor |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR