Nakita.id - Pandemi Covid-19 membawa perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Perubahan pola pembelajaran yang tadinya dilakukan dari tatap muka menjadi daring.
Kondisi seperti ini tentu saja menjadi tantangan baru bagi anak dan juga guru.
Setelah berjalan dan dilalui selama kurang lebih dua tahun, pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang memunculkan banyak hambatan.
Tak sedikit orangtua yang mengeluhkan jika PJJ membuat anak tidak mendapatkan pembelajaran yang optimal.
Hal ini juga yang mendasari pemerintah mengeluarkan kebijakan terbaru terkait pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Dalam peraturan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terbaru, kini setiap sekolah diwajibkan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
Kini sekolah yang telah memenuhi persyaratan diizinkan untuk menggelar PTM 100 persen.
Sekolah yang berada diwilayah PPKM level 1, 2, dan 3 diwajibkan melaksanakan PTM 100 persen mulai Januari 2022.
Munculnya peraturan yang mewajibkan sekolah untuk melaksanakan PTM 100 persen tentu menuai respon yang beragam dari masyarakat.
Ada yang menilai PTM salah satu jalan keluar agar siswa jadi lebih fokus dalam belajar, tetapi ada pula publik yang merasa jika peraturan tersebut harus ditinjau ulang.
Mengingat saat ini kondisi pandemi di Indonesia yang belum menunjukkan penurunan angka positif Covid-19 yang diperparah dengan adanya varian Omicron.
Tetapi, menurut Roslina Verauli, M.Psi.,Psi. seorang Psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga yang berpraktik di RS Pondok Indah mengatakan kepada tim Nakita pada Rabu (5/01/2022) jika PTM justru memberikan efek yang positif pada anak.
Menurut Vera, ketika anak belajar di sekolah dan bertemu dengan teman-temannya bisa memicu rasa semangatnya dalam belajar.
Prestasi anak disebut jauh lebih unggul dibandingkan ketika siswa melakukan PJJ.
Keuntungan dari PTM ini menjadikan daya saing anak untuk memperoleh nilai yang baik juga meningkat.
"Pada saat di ruang kelas, anak belajar tidak sendirian, dia punya teman belajar. Anak yang punya teman belajar dalam perspektif psikologi pendidikan ternyata mampu meningkatkan prestasi anak dalam belajar," ucap Vera dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.
Pembelajaran secara daring yang sudah dilakukan selama beberapa bulan ini memang kerap dikeluhkan hampir semua siswa.
Kurangnya anak berinteraksi dengan teman dan bermain di lingkungan sekolah membuat mereka merasa bosan dan tak heran akan berujung pada kondisi stres.
Berbeda jika anak belajar di ruangan kelas bersama teman sebayanya.
Mereka mungkin bisa berinteraksi membahas mata pelajaran yang membuat mereka aktif di kelas.
"Teman-teman sekelas bikin mereka semangat untuk perfom, lebih semangat untuk kegiatan belajar," ujarnya.
Tetapi, menurut Vera peran PJJ selama pandemi tetap dibutuhkan.
Ia mengimbau agar setiap sekolah masih menerapkan PJJ ke dalam metode pembelajaran.
Menurutnya, pembelajaran online learning menjadi pengalaman baru yang menyenangkan bagi anak, sehingga mereka mendapatkan pengajaran yang lebih menarik dalam dunia digital.
"Sekolah pun tetap memperkenalkan pembelajaran online karena bikin anak familiar dengan internet," pungkas Vera.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR