Khususnya dalam perencanaan, pemecahan masalah, konsentrasi, dan multitasking.
"Bayi yang besar dalam lingkungan dua bahasa telah menunjukkan fungsi eksekutif tingkat lanjut bagaikan berusia tujuh bulan jika dibandingkan dengan rekan satu bahasa," ujar Kristen Denzer, psikolog dan praktisi pendidikan bahasa di AS.
Hal ini didasari oleh penelitian yang terbit pada 2009 di Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States, AS.
Selain itu, menjadi bilingual sejak dini juga mampu mencegah gangguan otak yang biasanya muncul pada pertengahan 60-an, Moms.
Seperti demensia dan penyakit Alzheimer, setidaknya empat tahun lebih lambat.
Pasalnya, mengetahui lebih dari satu bahasa dapat berkontribusi pada peningkatan cadangan kognitif.
Sebagai informasi, fungsi cadangan kognitif sendiri adalah kemampuan otak untuk berimprovisasi dan menemukan cara alternatif untuk menyelesaikan pekerjaan dan mencegah kerusakan.
Baca Juga: Tenang Saja, Bayi Tidak akan Bingung Saat Belajar Lebih dari Satu Bahasa
2. Mendorong empati
Menurut Oren Boxer, Ph.D, neuropsikolog di California, AS, anak-anak yang dibesarkan dengan setidaknya dua bahasa telah terbukti memiliki pemahaman sosial yang lebih besar.
Hal ini juga telah dibuktikan dalam sebuah studi, dimana anak-anak muda cenderung lebih memahami perspektif, pikiran, keinginan, dan niat orang lain.
Selain itu, diduga pengalaman perkembangan bahasa yang dialami anak bilingual berbeda dengan pengguna bahasa tunggal, Moms.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR