Nakita.id - Sebagai orang tua tentunya kita harus rajin memantau proses tumbuh kembang anak.
Jangan sampai kita telat menyadari bahwa ternyata anak mengalami kondisi gagal tumbuh atau stunting.
Menurut WHO (World Health Organization), stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, terserang infeksi, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Salah satu cirinya adalah, tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar anak-anak seusianya.
Stunting juga bisa disebabkan oleh psikososial, yakni hubungan antara kesehatan mental dan emosional seseorang dengan kondisi lingkungan sosialnya.
Contoh yang paling sederhana, bisa dilihat dari pola asuh kedua orang tuanya sehari-hari di rumah.
Pola asuh orang tua yang buruk bisa memengaruhi proses tumbuh kembang anak.
Psikolog Anak dan Konselor Laktasi dari PION Clinician, Irma Afriyanti Bakhtiary, M.Psi., Psikolog, mengatakan bahwa pola asuh orang tua yang buruk juga bisa meningkatkan risiko stunting pada anak.
Begini penjelasannya, Moms!
Baca Juga: Ibu Hamil Butuh Asupan Mikronutrien untuk Mencegah Stunting pada Anak, Ini Penjelasannya
Irma memaparkan, ada beberapa jenis pola asuh yang biasa diterapkan orang tua pada anaknya, diantaranya:
1. Pola Asuh Permisif
Yakni saat orang tua membolehkan semua yang diinginkan anak.
2. Pola Asuh Otoriter
Sebaliknya orang tua melarang semua keinginan anak dan suka mengatur.
3. Pola Asuh Otoritatif
Membolehkan tapi dengan memberikan syarat yang harus dipenuhi anak.
4. Pola Asuh Neglectful
Baca Juga: Apakah Stunting Bisa Diobati? Begini Penjelasannya Menurut Dokter Spesialis Anak
Tak acuh atau mengabaikan semua kebutuhan anak.
Lebih lanjut Irma menjelaskan, pola asuh yang buruk adalah saat orang tua abai dalam periode tumbuh kembang anaknya.
"Kalau bisa pendidikan mengenai stunting ini bisa diberikan sejak remaja, kita harus paham pentingnya untuk mengonsumsi makanan bergizi dengan nutrisi yang cukup," kata Irma.
Orang tua yang abai, biasanya malas mencari informasi terkait bagaimana pemberian gizi yang baik supaya anak terhindar dari risiko stunting.
"Biasanya ibu dari anak yang mengalami stunting punya kebiasaan untuk membeli makanan tanpa melihat kandungan di dalamnya, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan gizi anak," kata Irma.
"Karena dia enggak memperhatikan jadi pertumbuhan dan perkembangan bayinya tidak optimal," sambungnya.
Lebih lanjut Irma menekankan, pentingnya memberikan perhatian yang cukup kepada anak untuk mendukung perkembangan mental, emosional, dan fisiknya.
Sangat penting dalam keluarga punya pola asuh yang baik terkait pemberian asupan gizi yang seimbang.
"Anak-anak harus diberikan pemahaman misalnya, boleh saja makan cemilan tapi ada waktunya yakni setelah makanannya bergizinya sudah terpenuhi," pungkasnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR