"Trauma bisa dirasakan berdasarkan emosi perilaku yang disebabkan atas kejadian yang menghentak," ucap Pariman.
Menurutnya, ada banyak faktor yang menyebabkan anak mengalami trauma.
Pariman menjelaskan penyebab trauma bisa terjadi misalnya ketika anak merasa kehilangan orang terdekat, menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, atau menjadi korban perundungan.
Dan perlu orangtua pahami bahwa, orangtua yang bersifat acuh seakan tak peduli juga ternyata bisa membuat anak mengalami trauma.
"Salah satunya kehilangan, atau sifatnya kekerasan baik itu verbal dengan membentak, melabeli, atau sifatnya fisik seperti memukul atau secara emosional seperti mendiamkan anak atau mengabaikan anak," ujarnya.
Para orangtua belum sepenuhnya memahami jika ada beberapa perlakuan dari mereka yang bisa saja membuat anak trauma, sehingga perlakuan buruk tersebut sering kali melekat dan terus diingat dalam jangka waktu yang lama.
"Kita sebagai orangtua jangan sampai menghentak psikologis anak yang menyebabkan anak teringat terus. Terkadang trauma penyebabnya tidak langsung dan munculnya tidak seketika," sambungnya.
Baca Juga: 5 Tips Menyembuhkan Trauma pada Anak Korban Perundungan
Pariman kembali menjelaskan jika anak mengalami trauma psikologis para orangtua harus membimbing anak dengan sabar.
Yakinkanlah kepada mereka bahwa rasa trauma bisa dilalui oleh mereka yang tentu Moms dan Dads akan selalu setia mendampingi untuk melewati masa-masa sulitnya.
Anak-anak yang memiliki rasa trauma sejatinya hanya memerlukan rasa aman dan merasa dicintai oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Tetapi, jika Moms dan Dads sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menghadapi anak yang mengalami trauma namun tak berhasil, maka tak ada salahnya untuk meminta pertolongan kepada ahli.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR