Nakita.id - Yuk, Moms ketahui apa itu egg freezing yang akhir-akhir ini sedang ramai.
Mungkin, Moms masih asing dengan istilah egg freezing ini.
Wajib diketahui oleh Moms, metode egg freezing ini biasanya disebut juga pembekuan sel telur di dalam rahim.
Wanita yang melakukan metode ini bertujuan untuk tetap memiliki kemungkinan kehamilan di masa mendatang.
Salah satu selebritis tanah air dikabarkan sedang menjalani program ini, yaitu Luna Maya.
Melansir dari Kompas, Luna Maya bertujuan agar sel telurnya nanti bisa tetap digunakan apabila ia sudah mendapat pendamping hidup dan siap menjadi seorang ibu.
"Ya, mungkin sebagai perempuan aku ada biological ticking secara kalau ingin menjadi seorang ibu. Tapi aku udah freeze egg," jelas selebritis yang juga berprofesi sebagai model tersebut, mengutip dari Kompas.com.
Metode freezing egg ini adalah sebuah prosedur medis, yang tentunya barangkali memiliki risiko.
Risiko apa saja, sih, yang terjadi apabila melakukan prosedur freezing egg?
Melansir dari Mayo Clinic, ada tiga hal yang menjadi risiko wanita yang melakukan prosedur freezing egg.
Ada apa saja?
1. Peluang untuk hamil menurun
Biasanya, wanita melakukan prosedur ini untuk membuka peluang kehamilan di masa mendatang.
Namun apabila nantinya sudah memutuskan untuk hamil, peluang keberhasilannya akan menurun.
Apabila memutuskan untuk melakukan freezing egg di usia yang tergolong tua, akan semakin menurunkan peluang kehamilan.
Apalagi dengan usia yang tergolong tua, kemungkinan mengalami keguguran akan semakin besar karena usia sel telur.
Maka dari itu, risiko psikologis pada Moms yang mengikuti program freezing egg di usia tua akan lebih besar.
Diperlukan untuk berdiskusi dan berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah ini.
2. Efek samping yang memerlukan bed rest
Perlu Moms ketahui, prosedur egg freezing yang dilakukan Luna Maya dilakukan dengan cara injeksi.
Melansir dari Medical News Today, dokter yang menangani akan memasukkan jarum ke dalam rahim.
Hal ini dilakukan agar sel telur bisa dibekukan dan bisa digunakan di kemudian hari.
Namun, sayangnya, hal ini memunculkan efek samping tertentu.
Misalnya seperti pendarahan pada bagian kewanitaan.
Selain itu, beberapa risiko lain seperti demam, sakit perut, hingga diare juga kemungkinan akan terjadi.
Hal inilah yang menyebabkan Moms wajib melakukan bed rest setelah melakukan prosedur egg freezing.
Apabila Moms mengalami demam di atas 38,6 derajat Celcius, pendarahan hebat pada area kewanitaan, dan sakit perut hebat, maka perlu mendapatkan bantuan medis dari dokter.
3. Kenaikan berat badan
Melansir dari Mayo Clinic, Moms akan mengalami kenaikan berat badan setelah melakukan prodsedur ini.
Setidaknya Moms bisa saja mengalami kenaikan berat badan hampir 1 kilogram setelah 24 jam.
Jika mengalami hal ini sebaiknya Moms mengonsultasikannya dengan dokter yang menangani.
Di usia berapa wanita bisa melakukan prosedur medis yang satu ini?
Biasanya, wanita usia di bawah 40 tahun melakukan prosedur medis ini.
Melansir dari Medical News Today, banyak klinik yang tidak bersedia melakukan egg freesing di atas usia 40 tahun.
Walaupun begitu, masih ada beberapa klinik yang menerima pasien usia 45 tahun.
Sebelum melakukan prosedur tersebut, dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Moms.
Dokter akan melakukan ovarian reserve testing yang bertujuan untuk menghitung berapa banyak sel telur yang ada di dalam rahim.
Tak hany itu, siklus menstruasi, hormon, dan darah juga perlu diobservasi terlebih dahulu oleh dokter.
Pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui adanya penyakit menular seperti hepatitis dan HIV juga perlu dilakukan.
Sehingga nantinya apabila ditemukan adanya kondisi kesehatan yang kurang baik, dokter bisa menunda prosedur dan meminta pasien untuk menstabilkan kondisinya terlebih dahulu.
Berikut beberapa alasan seseorang melakukan egg freezing:
- Rencana karir dan edukasi
- Kondisi lingkungan yang kurang mendukung
- Kanker dan kondisi kesehatan lainnya
Risiko melakukan egg freezing yang dilakukan Luna Maya ternyata tak hanya pada efek sampingnya, namun juga kondisi psikologisnya.
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Source | : | Mayo Clinic,Medical News Today,Kompas |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR