3. Pembekuan dan penyimpanan sel telur
Faktor terakhir yang menentukan keberhasilan prosedur egg freezing adalah pembekuan dan penyimpanan sel telur.
Juga, kata dr. Cynthia, saat proses towing atau dilelehkan.
"Jadi, si (sel) telur-telur (yang dibekukan) ini, secara jurnalnya, angka survival ataupun angka keberhasilan saat towing-nya tuh sekitar 70-80 persen. Dia beda dengan embrio, dimana dia lebih tahan ya, bisa sampai 90 persen," ungkapnya.
"Jadi, akan ada beberapa yang sbenernya tidak survive (selamat) ya. Tapi balik lagi, semuanya tergantung dari oocyte-nya itu sendiri," lanjutnya.
Baca Juga: Urutan Prosedur Egg Freezing dari Awal Sampai Akhir, Ternyata Makan Waktu Dua Minggu!
Tak hanya itu, dr. Cynthia juga memaparkan beberapa risiko bahaya yang kemungkinan dialami selama prosedur egg freezing.
1. Sel telur berlebih
Menurut dr. Cynthia, hal terawal yang berbahaya dan harus diwaspadai adalah pada saat penyuntikan hormon.
"Pasien ini, kalau misalnya (sel) telurnya sangat banyak, bisa saja terjadi yang namanya OHSS atau ovarian hyperstimulation syndrome," jelasnya.
"Dimana, karena telurnya saking banyak ya, dia bisa mual, begah, sakit perut berlebihan gitu. Sampai mual muntah," lanjutnya.
2. Tertusuk saat pengambilan sel telur
Kemudian, lanjut dr. Cynthia, saat oocyte pickup (pengambilan sel telur) juga sangat berisiko.
"Karena itu kan bius ya, pasien akan dbius. Terus juga, karena itu melakukan oocyte pickup dengan bantuan USG, kita melakukan penusukan satu di kanan, satu di kiri. Tapi, di dalamnya kita tusuk seperti tusuk sate," jelasnya.
"Di dalam sana itu ada kandung kemih, ada pembuluh darah, ada usus. Maka, risiko yang kita hadapi tentunya bisa saja tertusuk kandung kemihnya, tertusuk pembuluh darahnya jadi pendarahan, tertusuk ususnya jadi perforasi usus," ungkapnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR