Nakita.id - Belakangan ini prosedur egg freezing sempat menjadi perhatian banyak orang.
Hal tersebut bermula dari Luna Maya yang mengungkapkan bahwa dirinya telah melakukan prosedur tersebut.
Diungkapkan olehnya, alasannya memutuskan untuk menjalani prosedur egg freezing lantaran usianya yang sudah tidak muda lagi untuk memiliki anak.
dr. Maitra D. Wen, Sp.And-KFer, MClinEmbryol (Aus), seorang Dokter Andrologi (Alat Reproduksi Pria) dari Klinik Fertilitas Bocah Indonesia menjelaskan bahwa sebetulnya Egg Freezing bukan hal yang baru di dunia medis.
Lebih lanjut dr Maitra pun menjelaskan apa itu egg freezing dan bagaimana prosedurnya.
Dijelaskan olehnya bahwa, seperti namanya egg freezing adalah prosedur pembekuan telur.
"Kita harus tahu bahwa telur seorang ibu itu terbatas jumlahnya dan setiap bulan saat mulai mens itu dibuang sehingga jumlahnya akan cepat habis," katanya dalam acara live bersama Nakita #FamilyFriday, Jumat (4/2/2022).
"Apabila habis nanti telurnya tidak ada lagi, ataupun kalau ada jumlahnya sedikit dan biasanya disertai kualitas yang buruk," sambungnya.
Nah, apa yang akan terjadi kalau seorang wanita tidak lagi memiliki sel telur yang berkualitas?
dr Maitra menjelaskan bahwa seiring bertambahnya usia wanita, sel telurnya mulai berkurang dan kualitasnya pun tidak sebagus dulu, sehingga akan sulit untuk melakukan pembuahan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu prosedur untuk mengamankan sel telur yang masih bagus.
"Nanti pada akhirnya tidak bisa atau sulit memiliki keturunan jadi harus dibekukan dulu telurnya," kata dr Maitra.
Lebih lanjut ia pun menjelaskan terkait gambaran proses egg freezing secara detail yang tidak jauh berbeda dengan bayi tabung.
"Setiap bulan akan ada satu atau dua telur yang yang membesar, kalau mau dibekukan sebaiknya tidak hanya ambil satu atau dua saja,"
"Walaupun yang membesarnya hanya satu atau dua, tapi yang dibuang itu ratusan sebetulnya,"
dr Maitra menjelaskan, sel telur sebaiknya diambil sebanyak mungkin selama masih aman. Hal ini untuk menghindari kemungkinan ada yang rusak selama proses egg freezing.
"Targetnya biasanya 10-15, kalau yang cadangan telurnya masih banyak bisa 20-30 sehingga nanti kalau sudah siap panen telurnya itu bisa diambil semuanya," kata dr Maitra.
"Setelah mendapatkan sel telur, kemudain kita bekukan di dalam liquid nitrogen yang suhunya negatif 196 derajat Celcius," katanya.
Baca Juga: Ini Alasan Banyak Wanita Ingin Egg Freezing, Salah Satunya Karena Faktor Usia
dr Maitra menjelaskan, tujuannya agar sel telur bisa disimpan dalam jangka waktu lama sampai waktunya sudah siap untuk digunakan
"Kalau akan digunakan nanti tinggal dicairkan dan disatukan dengan sperma," katanya.
"Nanti kita dapatkan embrio dari hasil penyatuannya kemudian ditanamkan kembali ke tubuh ibu, dan harapannya bisa menjadi bayi," sambungnya.
Terkait berapa lama waktu yang diperlukan, dr Maitra menjelaskan tahap-tahapnya.
"Untuk proses pembesaran telur adalah di hari kedua atau hari ketiga menstruasi, lalu akan diberikan obat-obatan selama sekitar 10 hari kemudian akan dipecah telurnya," katanya.
"Jadi kalau mulai di hari ketiga mens lalu kita ambil 10 hari pengobatan, kemudian pecah telur di hari ke-12, dan 36 jam kemudian di hari ke-14 telurnya akan diambil," jelasnya.
dr Maitra menjelaskan, prosesnya tidak terlalu rumit nanti pasien akan dibius total dan dioperasi.
"Prosesnya mungkin memakan waktu sekitar 1 sampai 2 jam. Saat pasien sudah mulai sadar 2 jam kemudian biasanya sudah boleh pulang," ujarnya.
"Nanti tinggal kita laporkan ini telurnya bagaimana, berapa yang bisa dibekukan, kira-kira bagaimana hasil pembekuannya dan lain sebagainya," pungkasnya.
Baca Juga: Urutan Prosedur Egg Freezing dari Awal Sampai Akhir, Ternyata Makan Waktu Dua Minggu!
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR