6. Pelanggar aturan
Menurut Albers, seorang pakar mindful eating, bagi mereka yang tak suka aturan, menerapkan kesadaran saat makan akan memberi banyak manfaat.
Kesadaran saat makan —meskipun bukan "diet", membuat tubuh merasa lapar, memperlambat kecepatan makan, dan membuat kita menikmati setiap gigitan.
Hal yang hebat tentang pendekatan mindful eating ini adalah, tidak ada makanan "terlarang", termasuk gula, jadi tak akan ada masalah saat kita mengonsumsinya.
"Pendekatan ini sangat membebaskan bagi [beberapa] orang," kata Albers.
BACA JUGA: 3 Boneka Maskot Asian Games 2018 Curi Pehatian Bikin Gemas, Ini Fakta Dibaliknya!
7. Emosional
Makan berlebihan tidak selalu diakibatkan oleh emosi. Namun, banyak orang menganggap makan berlebihan adalah dampak dari perasaan sedih.
Riset dalam jurnal Appetite menunjukkan, cara berpikir ini dapat memengaruhi perilaku kita.
"Ketika kita merasa emosional dan siap untuk menikmati makanan, ada gunanya untuk berhenti sejenak sebelum meraih camilan itu."
"Periksa rasa lapar yang kita rasakan, dan ketahui alasan kita untuk makan," kata Albers.
Mereka yang makan karena emosional tak dapat melakukan diet super ketat, yang biasanya menerapkan larangan atau pengurangan konsumsi makanan tertentu, dengan baik.
Menurut Mayo Clinic, hal tersebut justru hanya meningkatkan keinginan makan.
Mereka dengan kepribadian emosional bisa menerapkan pola diet mediterania.
Pola diet ini tidak seperti pola diet kebanyakan, melainkan condong pada gaya hidup dan merupakan cara makan tanpa harus mengurangi porsi.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR