Nakita.id - Moms, sarapan itu penting sekali untuk mengisi energi sebelum beraktivitas.
Terutama bagi anak-anak yang akan menjalani kegiatan belajar secara daring atau tatap muka.
Oleh karenanya, menu sarapan pun tidak boleh asal kenyang saja!
Idealnya, menu sarapan yang baik mengandung sedikitnya 15% dari kebutuhan gizi.
Namun sayangnya, kebiasaan sarapan di Indonesia masih rendah.
dr. Diana F. Suganda, M.Kes, SpGK Spesialis Gizi Klinik, mengatakan banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya memberi sarapan untuk anak mereka.
“Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, 44.6% anak Indonesia mengkonsumsi sarapan dengan asupan gizi kurang dari 15% total kebutuhan energi," katanya dalam konferensi pers virtual 'Sarapan Berisi Blue Band', Kamis (17/2/2022).
Tak jarang banyak orang tua yang menganggap bahwa minuman seperti teh atau susu dikategorikan sebagai menu sarapan.
Padahal, minuman tersebut fungsinya hanya menghangatkan badan saja tapi kalorinya masih belum cukup.
Dijelaskan oleh dr Diana, berdasarkan riset sebanyak 26.1% anak hanya minum teh, air putih atau susu untuk sarapan.
"Sementara anak usia sekolah membutuhkan 1.550 kalori per hari, mulai dari karbohidrat, protein, hingga lemak, yang mengandung omega 3 dan 6 serta vitamin, mineral dan juga serat untuk mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak," kata dr Diana.
"Jika ini tidak terpenuhi akan berdampak pada pertumbuhan, status gizi hingga penyerapan ilmu di sekolah” lanjutnya.
Lebih lanjut, dr Diana menambahkan bahwa sebetulnya menyiapkan sarapan tidaklah sulit.
Ingat, porsi sarapan tidak harus banyak asalkan kebutuhan gizinya sudah tercukupi.
“Misalnya anak tidak terlalu doyan nasi, maka bisa diganti dengan roti sebagai sumber karbohidrat yang penting pemenuhan kebutuhan akan nutrisinya,” katanya.
Namun, terkadang anak menolak sarapan lantaran tidak merasa lapar.
Nah disini Moms tidak boleh lengah, karena pada dasarnya sarapan bukan hanya untuk menambah energi saja namun untuk meningkatkan fokus juga.
“Ada juga kasus di mana anak tidak merasa lapar ketika tidak sarapan, tapi nanti di sekolah anak jadi banyak bengong, banyak melamun karena otaknya tidak mendapatkan energi yang cukup untuk berkonsentrasi,” kata dr. Diana.
dr Diana menekankan salah satu manfaat sarapan adalah meningkatkan mood dan fokus.
Anak-anak yang terbiasa sarapan akan lebih fokus menyerap pelajaran di sekolah, begitupun dengan orang dewasa di tempat kerja.
Sarapan memiliki banyak manfaat, sebab setelah tidur semalaman kita tidak mendapatkan nutrisi apapun dari makanan dan minuman.
“Ketika bersekolah, anak-anak butuh konsentrasi. Salah satu energi untuk otak bisa konsentrasi adalah glukosa yang didapatkan dari karbohidrat," kata dr Diana.
"Tetapi usahakan pilih karbohidrat kompleks. Kalau asupan sarapannya lengkap, anak juga bisa konsentrasi ketika sekolah,” lanjutnya.
Karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang lebih lambat dicerna dan mengandung serat yang tinggi.
Biasanya ditemukan pada sayuran dan buah-buahan yang mengandung zat pati, serat, serta dari gula alami seperti nasi putih, tepung jagung, roti putih, dan tepung olahan.
“Sarapan penting sekali, dan tidak perlu dalam porsi yang besar. Terkadang anak-anak karena masih pagi, belum bisa makan dalam jumlah besar," kata dr Diana.
"Tidak apa-apa, yang penting harus tetap mengikuti kaidah gizi yang seimbang,” pungkasnya.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR