Nakita.id - Sampai hari ini pekerjaan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih sangat diminati.
Hal ini terlihat dari jumlah pendaftar CPNS yang setiap tahunnya terus meningkat.
Tapi sayangnya ada kabar buruk menganai posisi menjadi PNS di Indonesia.
Sebagai negara yang mengikuti zaman, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi akan melakukan sedikit perombakan.
Hal ini akan berimbas pada jumlah PNS di Indonesia.
Hal ini dilakukan ungtuk memangkas jumlah pegawai di instansi pemerintahan agar dapat berjalan efektif dan efisien.
Kebijakan ini jiga dilakukan untuk penataan kualitas kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN)/ PNS.
Melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen-PANRB) pemerintah perlahan mengurangi tenaga administrasi di perkantoran.
Beberapa PNS yang masuk dalam kategori tenaga administrasi aka ditata ulang dan dialihkan menjadi tenaga pendidikan.
Mengutip Tribun Timur (07/02/2022), MenPaNRB Tjahjo Kumolo mengatakan nantinya ASN atau PNS yang bekerja di kantor adalah eselon 1 dan 2.
"Nanti kalau tidak bisa kami tingkatkan profesionalitasnya lebih baik kerja di rumah sampai pensiun," ujarnya
Tjahjo mengatakan ASN/PNS boleh yang diizinkan di kantor hanya eselon 1 dan eselon 2.
Mereka akan diberi tugas untuk memimpin dan mengorganisir percepatan perizinan dan pelayanan publik.
Penataan ASN yang dilakukan oleh MenPANRB setelah mendapat perintah dari Presiden Joko Widodo.
Di mana Jokowi ingin sistem birokrasi yang cepat dan tidak bertele-tele. Bahkan pergantian jabatan struktural dengan robot pun bisa dilakukan.
Presiden Jokowi telah menyampaikan rencana ini pada Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 pada 2019 lalu.
Di mana pergantian PNS ke robot Artificial Intelligence (AI) akan segera direalisasikan.
"Ini bukan barang yang sulit, barang yang mudah dan memudakan kita untuk memutuskan sebagai pimpinan di daerah maupun nasional," kata Jokowi.
Rencananya kinerja PNS yang tergantikan oleh robot AI ini untuk menggantikan posisi eselon III dan IV yang menghambat birokrasi dari posisi sebelumnya yang dikerjakan manusia.
Kecerdasan buatan ini akan membuat pelayanan birokrasi semakin sederhana.
"Dengan big data yang kita miliki, jaringan yang kita punya, memutuskan akan cepat sekali kalau kita pakai AI," jelasnya.
Bahkan Kepala Biro Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Satya Pratama mengatakan transformasi digital yang diinginkan Jokowi sudah belangsung lama.
"Itu dilakukan seiring dengan situasi yang tidak pasti dan komplek. Ditambah pandemi Covid-19 makannya transformasi tersebut dipercepat," tuturnya.
Rencanya pergantian ini membuat para PNS ketar-ketir. Kendati begitu, kekhawatiran ini dijawab Jokowi bahwa PNS porsinya akan dikurangi bukan dihilangkan.
"Tidak dihilangkan, PNS tetap ada namun jumlahnya tidak besar. Konsep ini butuh perencanaan yang lebih matang dan komprehensif.
Sehingga waktu yang dibutuhkan tidak singkat," sambung Jokowi.
(Artikel ini telah tayang di GridFame dengan judul "'Ketar Ketir Gak Tuh' PNS Akan Dipangkas dan Diganti dengan Robot, Benarkah? Ini Kata Jokowi")
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR