Nakita.id - Dalam kehidupan pernikahan, komunikasi dan kejujuran adalah kunci utama untuk membangun hubungan yang harmonis dan langgeng.
Lantas, apakah artinya kita kehilangan hak untuk memiliki privasi?
Pada dasarnya, dalam suatu hubungan seseorang berhak memiliki privasi dan menjaga privasi pasangannya.
Namun, seringkali orang-orang menyalah artikan privasi dengan rahasia, padahal keduanya jelas-jelas berbeda.
Punya privasi bukan berarti kita tidak jujur atau berbohong pada pasangan ya, Moms!
Privasi adalah keinginan kita untuk punya ruang pribadi yang jauh dari gangguan orang lain.
Sementara rahasia adalah hal yang ingin kita sembunyikan rapat-rapat dari semua orang.
Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi.,Psikolog, seorang psikolog dari Lembaga Konsultasi Psikologi Positive Consulting Semarang mengatakan, di dalam pernikahan boleh saja memiliki privasi namun kalau bisa cobalah untuk bersikap seterbuka mungkin pada pasangan.
"Sebaiknya memang kalau sudah menikah saling terbuka, apa yang mau ditutupi. Tapi mungkin ada juga pasangan yang merahasiakan pin-nya," kata Sukma dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Rabu (16/2/2022).
Sukma menjelaskan, penting bagi suami istri untuk saling terbuka dengan jujur tanpa ada yang disembunyikan.
"Semakin kita terbuka dengan pasangan, maka akan meningkatkan trust pasangan terhadap kita bergitupun kita ke pasangan," katanya.
Namun, ada juga suami istri yang masih belum bisa saling terbuka dan percaya dengan satu sama lain.
"Kalau masih ada yang ditutupi pelan-pelanlah mulai dibuka untuk saling meningkatkan kepercayaan dan menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Sukma menjelaskan, hak atas privasi terkadang bisa disalahgunakan untuk menyembunyikan rahasia dan berbohong pada pasangan.
"Kalau ada privasi bisa menjadi ruang untuk kita menyembunyikan sesuatu, jadi lebih bagus seterbuka mungkin kepada pasangan," katanya.
Kalaupun memang ada privasi, sebaiknya memang dibuat dengan tujuan agar kedua pihak sama-sama nyaman.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, privasi adalah ruang pribadi yang jauh dari gangguan orang lain.
Boleh saja Moms atau Dads punya ruang pribadi, misalnya terkait urusan pekerjaan.
Karena dalam ranah pekerjaan, kita dituntut untuk profesional dan tidak membawa masalah pribadi.
Urusan pekerjaan tidak boleh campur aduk dengan urusan rumah tangga.
Namun, sebelum menetapkan privasi cobalah beri pengertian dulu kepada pasangan kita.
"Kalau ada hal-hal terkait urusan pekerjaan yang tidak perlu diketahui pasangan, itu bisa disampaikan sejak awal," kata Sukma.
Misalnya, saat Dads sedang WFH atau bekerja di rumah mohon perngertiannya agar Moms tidak memanggil dulu.
Begitupun sebaliknya, di akhir pekan Moms ingin punya waktu bersama teman-teman dan Dads yang gantian menjaga anak-anak di rumah.
"Itu bisa disampaikan kepada pasangan agar beliau bisa saling memahami, tapi selebihnya semakin terbuka semakin baik," tutupnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR