Nakita.id - Dalam sebuah keluarga, sering kali terlihat sepertinya peran ibu yang lebih besar.
Sebab, para Moms lah yang mengandung, melahirkan, menyusui, dan membesarkan anak.
Semua kesibukan tersebut, mampu memengaruhi konfisi fisik dan mental mereka.
Tak jarang, seorang ibu merasa stres dan apabila tidak segera diatasi bisa membuat kesehatan mentalnya terganggu.
Padahal, para suami juga dapat ikut berperan untuk meringankan tugas-tugas di rumah.
Serta, menjaga kesehatan mental istrinya supaya tetap stabil.
Rohika Kurniadi Sari, SH., M.Si, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Pengasuhan dan Lingkungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, menyebutkan apa saja peran suami dalam menjaga kesehatan mental istrinya.
"Konsep kesehatan mental itu harus dibangun sejak awal, sejak masa pra perkawinan," kata Rohika dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Senin (7/3/2022).
Nah, apa saja yang bisa dilakukan Dads untuk menjaga kesehatan mental pasangan dan keluarganya.
Rohika menjelaskan bahwa para suami dan ayah harus lebih teredukasi soal kesehatan mental.
"Kalau konsepnya sudah terbangun sejak pra perkawinan, itu akan terbagun pada saat perkawinan," lanjutnya.
Ia memaparkan, misalnya saat istrinya mengalami stres apa yang harus dilakukan.
Karena, masih banyak juga suami yang enggak paham bahwa seorang ibu juga bisa mengalami kondisi stres.
Sering kali mereka beranggapan bahwa tugas pengasuhan memang dilakukan oleh ibu.
Oleh karena itu, Rohika juga menekankan bahwa suami harus paham konsep kesetaraan gender dalam keluarga.
"Suami yang meman selalu membangun konsep kesetaraan, enggak mungkin istrinya kesehatan mentalnya buruk," katanya.
Namun, tidak menutup kemungkinan ada juga beberapa kondisi tak diinginkan yang terjadi.
Ada banyak hal-hal yang memicu terganggunya kesehatan mental seseorang.
Semua itu tak bisa diprediksi dan di luar kehendak kita.
"Ketika sudah mempunyai konsep pernikahan yang bagus dan kesetaraan yang cukup dibangun dalam keluarga, tapi ternyata ada suatu hal di luar kontrol suami," kata Rohika.
"Misalnya, pasangannya mengalami masalah pada kesehatan mental, tentu (suami) harus memberi perhatian lebih," lanjutnya.
Rohika menyarankan agar masalah kesehatan mental ini bisa segera diatasi.
Misalnya, dengan dukungan keluarga, bantuan profesional, dan layanan layanan yang disediakan oleh pemerintah.
Sebab, apabila dibiarkan berlarut-larut bisa mempengaruhi kesehatan mental anak.
"Karena anak yang dibesarkan dengan orang tua yang memiliki kesehatan mental baik, tentunya akan lebih baik," kata Rohika.
"Oleh karena itu, butuh sekali suami yang memang mau berempati dengan situasi seperti itu, demi tumbuh kembang anaknya," tutupnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR